Kliksulteng.id- Bupati Tolitoli Hi. Moh. Saleh Bantilan meninjau langsung kapal laut yang ditemukan kosong tanpa ABK oleh nelayan. Banyak hal disampaikan Bupati, terkait tindak lanjut terhadap kapal tersebut.
Sebelumnya, Boby, nelayan asal Tolitoli Sulteng, menemukan sebuah kapal laut berbendera asing tanpa ABK. Lokasi terakhir kapal sebelum ditariknya, berjarak sekitar 68 mil dari daratan Desa Ogotua Dampal Utara Tolitoli.
Rabu (25/9/2019), awalnya Boby mengira itu kapal patroli atau beacukai yang sementara menjalankan tugas. Namun setelah diamati lebih lama, kapal tersebut tak memberi sinyal jika sedang melakukan patroli.
Penasaran, nelayan ini kemudian mendekati kapal tersebut. Dua kali Boby berkeliling disisi kapal, namun tak satupun ABK keluar. Boby memutuskan untuk naik ke kapal yang bertuliskan Emelda tersebut.
Saat memeriksa kapal, Boby tak menemukan satupun ABK maupun nakhoda kapal. Tak lama, dia bergegas ke daratan, sekaligus melaporkan temuannya ke pos pengamat TNI AL di Desa Ogotua.
Kapal kemudian ditarik menuju daratan. Proses ini memakan waktu cukup lama, lantaran mesin kapal tidak berfungsi.
Saat melihat langsung kondisi kapal di Dermaga Pelabuhan Dede, Bupati mengatakan, ada dua kemungkinan kapal ini ditinggalkan kosong. Jika tidak dirampok maka kemungkinan kedua, kehabisan bbm.
Selain menyampaikan apresiasi kepada nelayan, Bupati meminta kepada pihak terkait, seperti Danlanal, Kepolisian, Dandim dan Kejaksaan, untuk melakukan pemeriksaan terhadap kapal tersebut.
“Jika memang pemilik kapal tersebut tidak ada, maka apa yang harus dilakukan selanjutnya, apakah akan dimusnahkan atau dilakukan penyelidikan lebih dulu,” kata Bupati.
Sejumlah barang yang ditemukan didalam kapal, merupakan merk barang dari negara Malaysia. Ditemukan pula, potongan bendera yang diduga bendera negara Malaysia.
Ditempat berbeda, Danlanal Letkol Laut (P) Bayu Dwi Wicaksono mengatakan, laporan dari pos pengamat di Ogotua, ada yang janggal dari kapal tersebut. Ditemukan sejumlah barang termasuk tempat bendera.
Penarikan kapal dari Ogotua ke Pelabuhan Dede Tolitoli juga, untuk mengamankan dan memudahkan proses penyelidikan terhadap kapal tersebut.
Laporan juga kata dia, sudah dilakukan ke Lantamal VIII Koarmada II TNI AL di Surabaya. Laporan ini, juga dilakukan secara berjenjang termasuk hingga ke perwakilan negara yang benderanya ditemukan dalam kapal.
Pemberdayaan terhadap para nelayan pesisir, juga terus dilakukan. Bahkan para nelayan ini menjadi ujung tombak, untuk memberikan informasi terhadap kemungkinan adanya pelanggaran. (andis/adv)