NewsNesia.id – Istilah From Zero to Hero nampaknya pantas disematkan ke sejumlah pedagang di daerah Popayato sejak PT Biomasa Jaya Abadi (PT BJA) mulai menjalankan pabrik dan pelabuhan pada tahun 2021.
Banyak pelaku usaha di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo ikut menikmati dampak positif masuknya investasi di daerah ini.
Salah satu contohnya dirasakan oleh Yanri Hamza yang menjual berbagai kebutuhan pokok seperti beras, telur, dan sayur mayur sejak 2004 silam.
Sebelum ada PT BJA, Pasar Popayato hanya buka seminggu sekali, yakni di hari Selasa. Setelah PT BJA beroperasi, Pasar Popayato kini buka dua kali dalam seminggu, yakni di hari Selasa dan hari Minggu.
“Alhamdulillah, setelah dapat kepercayaan dari PT BJA untuk memenuhi kebutuhan pokok di pabrik dan pelabuhan, sekarang pegawai saya sudah menjadi 10 orang. Moga kondisi ini terus membaik dan lebih banyak lagi masyarakat Popayato yang bekerja di PT BJA,” tutur Yanri.
Bahkan Sejak adanya pekerja pabrik, penggarap kebun dan pelabuhan milik PT BJA, penjualan kebutuhan pokok dan lainnya terus bertambah.
“Setiap bulan saya memasok kebutuhan pokok ke pabrik dan pelabuhan milik BJA rata-rata sekitar Rp 160-200 juta. Itu belum termasuk pembelian dari para pekerja PT BJA dan keluarganya,” tambah Yanri Hamza.
Ibu dua anak ini juga bercerita, sebelum PT BJA beroperasi, usahanya nyaris bangkrut. Selain faktor pandemi Covid, kondisi ekonomi di Popayato yang tidak banyak berkembang menjadikan penjualan kebutuhan pokok cenderung tidak menentu.
Dari memasok bahan pokok ke PT BJA dan penjualan ke pelanggan lainnya, Yanri berhasil meraup omzet hingga Rp 400 juta-Rp 500 juta dalam sebulan. Sebelum ada PT BJA, Yanri bilang, omzet yang ia peroleh kurang dari Rp 100 juta, paling banter sekitar Rp 60 juta-Rp 70 juta.
Tak hanya jumlah pekerjanya yang bertambah, aset Yanri juga berkembang pesat. Mobil yang biasa digunakan untuk berdagang sudah ada 4 unit.
“Tahun ini Insyaa Allah saya dan keluarga juga akan umrah,” katanya.
Pengakuan senada juga disampaikan oleh Hasni. Pemilik Toko Nurmila ini mengaku omzet usahanya ikut naik dengan adanya PT BJA. Menurutnya, banyak pekerja yang membeli barang kebutuhan harian seperti rokok, minuman dalam kemasan, dan kebutuhan pribadi lainnya ke toko.
“Alhamdulillah, makin banyak yang beli di toko saya sejak ada PT BJA, apalagi sehabis gajian. Omzet dagangan saya naik lebih dari 20% dibandingkan sebelumnya,” terangnya di Popayato.
Ardiansyah, Kepala Unit Bank BRI Unit Tapal Batas mengatakan, setelah ada PT BJA, banyak masyarakat yang banting setir menjadi pegawai di PT BJA, bahkan menjadi pekerja lepas harian. “Pelan-pelan, dampak terhadap perputaran uang di daerah ini sini terus betambah besar,”kata Ardiansyah.
Upah minimum provinsi (UMP) di Gorontalo sebesar Rp 3 juta per bulan. Dengan jumlah karyawan hampir 1.000 orang, maka potensi perputaran uang dari karyawan PT BJA setiap bulan bisa mencapai Rp 3 miliar. Itu belum menghitung upah lembur dan tunjangan lainnya yang membuat penghasilan karyawan PT BJA berada di atas UMP.
Kencangnya perputaran uang di daerah Papoyato dan sekitarnya juga bisa dilihat dari pengisian uang tunai di mesin ATM Bank BRI yang berada di daerah Popayato.
Ada empat mesin ATM di Popayato, salah satunya berada di kawasan pabrik PT BJA. Jauh lebih banyak dibandingkan kecamatan lainnya di Kabupaten Pohuwato yang rata-rata hanya ada 1 mesin ATM.
Ardiansyah mengatakan, pengisian uang tunai di empat mesin ATM Bank BRI yang berada di daerah Popayato dilakukan sepekan sekali. Setiap kali mengisi, jumlahnya berkisar Rp 800 juta. Saat tanggal penerimaan gaji di PT BJA, pengisian bisa dilakukan dua kali dalam sepekan.
“Waktu tanggal gajian, enggak sampai satu hari, uang tunai di mesin ATM bisa habis. Itu sebabnya, kami sering mengalihkan penarikan uang tunai ke agen-agen BRILink. Untuk membuka lapangan kerja juga,” tutur Ardiansyah.
Dengan asumsi pengisian mesin ATM sebanyak lima kali, dalam sebulan perputaran uang di Popayato bisa mencapai Rp 4 miliar. Itu baru dari uang tunai yang diambil dari ATM Bank BRI saja.
Masuknya investasi dan meningkatnya aktivitas ekonomi di Kabupaten Pohuwato juga telah berdampak terhadap meningkatnya ekonomi daerah ini. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pohuwato terus naik selama 3-4 tahun terakhir.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pohuwato mencatat, pada tahun 2020 jumlah PAD daerah ini sebesar Rp 50,53 miliar, kemudian naik menjadi Rp 71,99 miliar di 2021 dan melaju hingga Rp 112,26 miliar tahun 2022.