NEWSNESIA.ID, BOALEMO – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tani dan Nelayan atau RSTN merupakan salah satu fasilitas Pemkab Boalemo dengan tujuan mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan prima bagi masyarakat.
Kini, rumah sakit dibangun sejak 2002 silam itu perlahan memunculkan sinyalemen buruk kalangan publik. Itu seiring mencuatnya indikasi terjadi konflik internal yang dikhawatirkan berimbas pada aktivitas layanan kesehatan hingga kebijakan strategis.
Parahnya, indikasi perseteruan itu mulai dikait-kaitkan atas terkuaknya persoalan pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) bersumber dari dana alokasi khusus 2020 lalu. Sampai akhirnya, persoalannya menuai desakan publik untuk di proses hukum.
Merujuk kondisi itu, warga Boalemo, Arpan mengaku prihatin adanya indikasi perseteruan internal. Ia khawatir kalau itu dibiarkan berkepanjangan, bisa menimbulkan dampak negatif pelayanan kesehatan bagi pasien.
Sementara masyarakat sejauh ini menggantungkan harapannya untuk mendapatkan kualitas layanan secara optimal.
“Jangan sampai indikasi konflik internal itu berimbas buruk pada layanan kesehatan. Kalau itu dibiarkan terus-menerus, saya khawatir akan timbul mosi tidak percaya. Jadi, saya berharap pimpinan daerah dalam hal ini Plt Bupati Boalemo segera mungkin menempuh langkah bijak soal indikasi konflik dimaksud,” pinta tokoh masyarakat tersebut.
Ia pun berharap, pimpinan daerah sebagai pengambil kebijakan tertinggi segera turun tangan menyelesaikan persoalan yang ada. Tentu harus berani dengan konsekuensi berupa sanksi tegas bagi para pihak terbukti terlibat.
“Penataan birokrasi sangat dibutuhkan. Utamanya penempatan aparatur sesuai kompeten atau keahlian dengan manajemen kepemimpinan yang kuat. Ini demi terwujudnya misi rumah sakit menuju kualitas layanan kesehatan prima secara berkesinambungan,” harapnya.
Sementara itu, Plt Bupati Boalemo Ir. Hi. Anas Jusuf MSi diminta konfirmasi melalui pesan singkat whatsapp mengaku pihaknya segera mungkin menempuh solusi. “Insya Allah kita akan carikan solusi,” tegas Anas Jusuf.(nrt/nn)