NewsNesia.id -(GORONTALO)– Jelang pencalonan Calon Bupati dan Wakil Bupati untuk Pilkada Kabupaten Gorontalo, kini muncul pasangan Alham Habibi- Wasito Somawiyono, padahal salah satu kader Golkar Kabgor Dadang Hemeto masuk kandidat pendamping Nelson Pomalingo.Alham merupakan anak Ketua DPD I Golkar Gorontalo dan Wasito merupakan kader murni beringin.
Memang politik di internal Golkar khususnya Golkar Gorontalo sangat dinamis, terlebih menjelang pencalonan kepala daerah. Satu partai dengan dua figur kuat, adalah hal yang biasa bagi kader beringin. Pada akhirnya, semua harus tunduk ke titah partai.
Belum lama ini dalam Rapimcab PPP Kabupaten Gorontalo, diputuskan 3 nama calon pendamping Nelson Pomalingo di Pilkada. Mereka adalah, Dadang Hemeto dari Golkar, Tommy Ishak dari Gerindra dan Dicky Gobel dari kalangan non partai.
Nah, di Golkar sendiri muncul aspirasi untuk memaketkan Alham Prasogo Habibie dengan Wasito Somawiyono. Pasangan alternatif ini yang disebut sebut bakal jadi poros tengah itu, akan mewakili Telaga dan Boliyohuto Cs.
Wacana ‘Poros tengah’ ini peroleh respon dari Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo Irwan Dai. Menurutnya, sebagai kader tentu dirinya mengapresiasi hasil penjaringan PPP, apalagi nama Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Gorontalo Dadang Hemeto, keluar sebagai salah satu calon pendamping Nelson Pomalingo.
“Ini kan juga masih berproses, sehingga tidak ada salahnya jika saya menyuarakan juga desakan kader kader dari bawah, yang menyuarakan Alham Habibie dan Warsito Sumawiyono,” ungkap Irwan yang dihubungi via selular, Sabtu (4/7/2020), dikutip dari Hulondalo.id (Media Grup NewsNesia.id)
Sebagai kader, Irwan mengaku tak bisa menampik aspirasi dari kalangan kader di bawah. Karena menurutnya, salah satu kunci sukses dalam setiap agenda politik adalah, menyahuti keinginanakar rumput.
Walaupun demikian, apapun yang nantinya akan menjadi putusan partai Golkar, pihaknya akan mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk mengamankan partai Golkar. “saya tak seperti orang lain setelah sukses di partai Golkar kemudian lupa dengan partai Golkar,” tutup Irwan. (mn-HL/NN)