NEWSNESIA.ID, GORONTALO- Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Gorontalo (MPW PP), Dr.Sahmin Madina ,S,Sos,MSi menilai, wacana penundaan Pemilu 2024 maupun perpanjangan masa jabatan Presiden 3 periode adalah wujud meruntuhkan integrasi kepemimpinan di Indonesia.
Kata Sahmin Madina, tegas nabrak konstitusi wacana yang dilakukan oleh oknum-oknum petinggi partai, itu adalah praktik pembodohan kepada rakyat.
“Pendapat ini bukan saja membingungkan, tapi sangat membodohi masyarakat,” kata Sahmin Madina kepada wartawan newsnesia.id, setelah rapat kordinasi MPN PP, MPW PP dan Ketua-ketua MPC Pemuda Pancasila Kab/Kota Gorontalo di GrandQ hotel, Sabtu pekan kemarin.
Secara historis, Sahmin Madina menyatakan, Indonesia pernah mengalami amendemen UUD 1945. Namun, katanya, hal tersebut terjadi dalam situasi sosial dan politik yang mengalami perubahan cukup besar dan salah satu hasilnya membatasi kekuasaan presiden menjadi dua periode.
“Setelah pemerintah Orde Baru, Soeharto lima kali Pemilu terpilih tanpa ada penggantinya, maka dibatasi (kekuasaannya), yang kita hendaki adalah agar suksesi kepemimpinan itu berjalan baik, pergantian kepemimpina berjalan lancar, dua periode dibatasi agar sirkulasi kepemimpinan nasional terjadi secara terus menerus sehingga bangsa ini maju sesuai semangat zaman,” beber Sahmin Madina.
Sahmin Madina juga menyebut, wacana perpanjangan masa jabatan Presiden 3 periode maupun penundaan Pemilu 2024 adalah bentuk praktik liberalisme, di mana semua keputusan diambil untuk memenuhi kepentingan pribadi maupun kelompok saja.
“Bukankah liberalisme tidak akan pernah cocok diberlakukan di tengah masyarakat yang sarat akan nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, kesantunan dan kegotongroyongan yang tidak dikenal dan paham liberalisme,” tambah Sahmin Madina.
“Sebaiknya di tengah kelangkaan bahan pokok kebutuhan masyrakat (minyak goreng dll ) maka para oknum-oknum petinggi partai lebih fokus pada persoalan kebutuhan pokok masyrakat,” pungkas Sahmin Madina dengan nada serius.(NN)