
GORONTALO-NN– Seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pohuwato, Wawan Hatama mengamuk di kantor PT Federal International Finance (FIF) Cabang Marisa, Kamis (04/07/2024).
Wawan emosi karena, salah satu warganya di Desa Bunto, Kecamatan Popayato, mengalami insiden penarikan sepeda motor yang diduga dilakukan secara paksa oleh oknum Debt Collector pada Senin kemarin.
Bukan saja itu, puncak emosi Wawan naik saat mendengar jawaban dari pihak FIF Cabang Marisa yang terkesan tak mau bertanggungjawab atas unit sepeda motor warga tersebut.
Kepada media ini Wawan menuturkan, sebagai kreditur, FIF menurutnya harus bertanggungjawab atas keberadaan unit yang telah dilakukan penarikan. Terlebih, warganya itu juga sudah melunasi sisa tunggakan.
“Kasihan masyarakat kalau di beginikan. Alasannya warga ini menunggak, Naah sekarang motor sudah lunas, sementara unitnya tidak ada. Mereka (FIF) juga tidak tanggungjawab,” ucapnya dengan kesal.
Dirinya bersama masyarakat pun meminta agar FIF bertanggungjawab atas penarikan paksa yang diduga dilakukan debt collector yang ditugaskan oleh FIF.
“Makanya kami minta pertanggungjawaban ke dorang karena ini kreditnya disini. Nah sekarang dorang lepas tangan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kadir Laiya, menjelaskan, insiden penarikan tersebut bermula saat dirinya hendak pulang ke Popayato setelah berkunjung ke keluarga di Kecamatan Tilamuta , Kabupaten Boalemo. Di tengah jalan, tepatnya di sekitaran jembatan H.M Soeharto Tilamuta, Kadir diberhentikan oleh beberapa oknum “Mata Elang” yang mengaku sebagai debt collector FIF.
Tak hanya diberhentikan, Kadir juga dipaksa memberikan sepeda motor miliknya dengan alasan menunggak angsuran terakhir. Dengan nada keras, para oknum mata Elang juga meminta kadir menandatangani surat yang dirinya sendiri tak mengetahui isi surat tersebut.
“Dorang ada dola di tengah jalan. Dorang minta tanda tangan. Saya tanya untuk apa, langsung dorang ba suara akan keras. Dorang bentak, jadi saya langsung tanda tangan,” ungkap Kadir.
Dirinya pun bingung, lantaran FIF Cabang Marisa justru mengaku tak mengetahui ihwal penarikan sepeda motor miliknya itu. Jika tak ada hasil, dirinya pun berencana untuk mempolisikan insiden penarikan yang dilakukan debt collector yang mengatasnamakan FIF.
“Sekarang ini torang ada urus di kantor (FIF), tapi dorang bilang tidak ada motor. Nanti mo lihat, akan melapor atau bagaimana,” pungkasnya.
Sementara itu, saat didatangi awak media, pihak FIF Cabang Marisa enggan memberikan tanggapan.(mus/NN)