NewsNesia.id -(NN)- Untuk memutus mata rantai penyebaran Corona Virus, pemerintah Provinsi Gorontalo kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB jilid tiga ini berlaku 1 hingga 14 Juni 2020. Itu diepakati bersama Pemprov dengan seluruh kepala daerah se Gorontalo, Sabtu (30/5/2020).
“Besok, tanggal 31 Mei 2020, akan berakhir PSBB tahap kedua. Sehingga itu kita sepakat untuk memperpanjang PSBB tahap ketiga,” kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie setelah rapat virtual bersama bupati walikota dan unsur Forkopimda.
Dengan perpanjangan PSBB, maka dipastikan akses masuk orang ke Gorontalo melalui darat, laut dan udara masih akan ditutup, kecuali untuk barang logistik dan kesehatan. Sejalan dengan itu pula, pemerintah daerah masih menunggu payung hukum untuk penerapan new normal di Gorontalo.
“PSBB tahap ketiga memuat konsep new normal life atau tatahan hidup baru. Jadi, PSBB dan konsep new normal life, keduanya menekankan pada kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, menjaga jarak, menggunakan masker dan cuci tangan,” terang Gubernur Rusli Habibie.
Sebelumnya, berdasarkan hasil evaluasi penerapan PSBB bahwa tren angka reproduksi dasar (R0) penularan Covid-19 di Provinsi Gorontalo mengalami penurunan.
Sebelum penerapan PSBB, R0 Gorontalo berada pada angkat 2,74. Angka tersebut menurun menjadi 2,12 setelah penerapan PSBB tahap pertama. Hingga memasuki akhir masa PSBB tahap kedua, R0 berada pada angka 1,5.
“Setelah PSBB pertama dan kedua kelihatan trennya turun. Tetapi karena R0 masih berada di atas satu, maka kita sepekat memperpanjang PSBB hingga mencapai angka di bawah satu sesuai yang dipersyaratkan WHO,” kata Rusli.
Berdasarkan kajian tim Crisis Center Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bahwa penerapan PSBB di Provinsi Gorontalo diperpanjang. Rekomendasi itu lahir dengan mempertimbangkan tiga aspek penting yakni epidemologi, kesehatan publik dan fasilitas kesehatan.
Secara epidemologi, posisi penularan covid-19 di Gorontalo belum mencapai puncak di hari ke-60, saat ini baru memasuki hari ke-50 dengan tren yang fluktuatif cenderung meningkat.
Kasus reproduksi number (RO) Gorontalo di angka 1,5 jauh di bawah rekomendasi WHO yaitu di bawah 1 selama dua minggu.
“Ketiga, rasio penurunan kasus positif menurun selama 2 minggu. Dalam 2 minggu terakhir rasio konfirmasi kasus positif kalau di rata-rata di Gorontalo masih 4,9 persen. Ini di bawah 5 persen sebagaimana dipersyaratkan oleh WHO,” kata Ketua Tim Crisis Center UNG Eduart Wolok.
“Akan tetapi, 2 minggu terakhir ini untuk tanggal 20 dan 23 kita masih cukup tinggi. Untuk tanggal 20 sekitar 17,43% persen untuk tanggal 23 sekitar 6,49 persen. Artinya, kita belum bisa membendung kasus konfirmasi positif menurun selama 2 minggu,” tandas Rektor UNG tersebut.(al-NN)