
(Sebuah tinjauan membangun sentimen positif terhadap pemerintah daerah boalemo, dengan pendekatan yang ilmiah, Rasional dan komunikatif)
DALAM sistem pemerinthan daerah, kepala daerah memiliki kewenangan konstitusional untuk mengambil kebijakan strategis pembangunan, termasuk penataan ruang kota dan pemanfaatan asset daerah. Kebijakan pembongkaran tugu jagung adalah bentuk otoritas eksekutif yang sah secara hukum, dalam rangka optimalisasi tata ruang guna mendukung penguatan ekonomi lokal melalui sarana modern seperti videotron.
I. Legitimasi Kebijakan: Kewenangan yang Sah, Langkah yang Konstitusional.
Kepala daerah memiliki mandat konstitusional untuk menyusun dan melaksanakan kebijakan strategis pembangunan demi kemaslahatan rakyat. Dalam kerangka Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kebijakan pembongkaran Tugu Jagung adalah keputusan legal dan sah secara administratif, sebagai bagian dari penataan ruang kota dan pemanfaatan aset daerah yang lebih efektif. Langkah ini mencerminkan upaya Pemerintah Daerah Boalemo untuk:
-Meningkatkan efisiensi tata ruang ibu kota kabupaten.
-Mengoptimalkan fungsi ruang publik agar lebih relevan dengan tuntutan zaman.
-Menjadikan setiap aset yang berdiri di atas tanah milik negara sebagai alat produktif dan bermanfaat.
II. Perspektif Ekonomi: Dari Monumen Statis ke Infrastruktur Dinamis
Tugu Jagung memang memiliki nilai historis dan simbolik, tetapi dari sudut pandang tata kelola fiskal, ia adalah aset non-produktif. Dalam era kompetisi daerah, setiap ruang harus dikalkulasi dalam potensi pendapatan dan fungsi layanan:
- Penggantian tugu dengan videotron membawa manfaat ekonomi yang konkret: Menjadi Sumber PAD Baru, melalui penyewaan slot iklan kepada pelaku usaha lokal dan mitra
- Promosi UMKM dan Produk Lokal: Videotron menjadi ruang digital promosi tanpa biaya besar dan terjangkau.
- Dukungan Branding Daerah: Konten visual dinamis meningkatkan daya tarik pariwisata dan investasi.
Ini bukan sekadar perubahan bentuk, melainkan transisi dari simbol nostalgia ke instrumen ekonomi nyata. Sebagaimana dilakukan di daerah maju seperti Surabaya, Makassar, Medan dan Semarang. Videotron telah terbukti sebagai elemen penting dalam ekosistem smart city yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
III. Perspektif Pelayanan Publik: Modernisasi Komunikasi Pemerintahan
Di tengah derasnya arus informasi, pemerintah dituntut untuk hadir secara cepat, tepat, dan visual. Videotron menyediakan sarana strategis untuk:
- Menyampaikan informasi kebijakan dan layanan publik secara real-time.
- Edukasi masyarakat tentang program pembangunan dan peringatan dini kebencanaan.
- Media kampanye publik yang transparan dan hemat biaya.
Videotron adalah jembatan komunikasi era digital yang memperkuat hubungan antara pemerintah dan rakyat secara dua arah, terbuka, dan responsif.
IV. Perspektif Tata Ruang dan Estetika Kota: Adaptasi Terhadap Zaman.
Perubahan wajah kota merupakan keniscayaan dalam teori perencanaan kota modern. Tata ruang tidak boleh stagnan, tapi harus progresif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
Pemasangan videotron mendukung:
- Estetika kota yang modern, terang, dan atraktif.
- Fungsi ganda ruang publik: informatif, ekonomis, dan komunikatif.
- Posisi ibu kota sebagai pusat interaksi digital masyarakat.
Dengan pendekatan urban design kontemporer, pemerintah tidak sekadar membangun infrastruktur fisik, melainkan juga memperkuat narasi visual dan identitas kota modern.
V. Perspektif Sosial-Budaya: Memperbarui Tanpa Menghapus
Pergantian simbol ruang bukan berarti penghapusan sejarah. Jagung sebagai simbol agraris Boalemo tetap dapat diabadikan dalam bentuk lain yang lebih adaptif misalnya:
- Ornamen taman kota.
- Mural dan landmark edukatif.
- Konten visual di videotron itu sendiri.
Pemerintah tidak menghapus nilai budaya, melainkan memperkaya cara pewarisan simbol daerah. Di era sekarang, identitas budaya tidak harus tunggal atau fisik, tetapi dapat hadir secara digital dan kreatif. Ini adalah bentuk penghormatan melalui transformasi.
VI. Perspektif Politik dan Demokrasi Lokal: Pemerintahan Bersifat Dinamis Dalam Semangat Kemaslahatan
Setiap rezim pemerintahan berhak dan berkewajiban melakukan evaluasi terhadap warisan masa lalu. Pembangunan bukanlah rangkaian peristiwa statis, tapi proses yang terus menerus bergerak sesuai kebutuhan masyarakat dan tantangan zaman. Setiap pemerintahan di hadapkan pada kondisi yang berbeda. Hal ini bukan karena kurangnya penghormatan terhadap masa lalu, melainkan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Beragam pendapat yang muncul atas perubahan ini adalah bagian penting dari kehidupan demokrasi yang sehat. Pemerintah dapat memaknai suara-suara tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap ruang public bersama. Namun dalam mengambil keputusan pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk menimbang berbagai aspek secara utuh: dari sosial, ekonomi, hingga tata ruang dan keberlanjutan pembangunan. Langkah diambil bukan dimaksudkan untuk menyingkirkan simbol atau memutus hubungan sejarah melainkan untuk memberikan ruang baru bagi pertumbuhan dan pembaharuan. Dalam semangat ini semua kebijakan diarahkan bukan untuk kepentingan sesaat atau kelompok tertentu melainkan untuk kemaslahatan masyarakat boalemo secara luas. Pemerintah perlu mendengarkan suara rakyat, tapi juga bertindak dengan nalar kepemimpinan dengan basis data pembangunan.
VII. Penolakan Emosional Tidak Sama dengan Kepentingan Umum
Penolakan yang bersifat emosional tidak dapat dijadikan dasar kebijakan publik. Justru, pengambilan kebijakan harus berpijak pada analisis teknokratis dan kepentingan jangka panjang.
Kritik sentimental seringkali abai terhadap kajian tata ruang dan nilai ekonomi di masyarakat, tidak semua warisan simbolik relevan dalam konteks pembangunan masa kini.
Simbol boleh berubah, tapi orientasi pelayanan publik dan kesejahteraan tetap utama.
VIII. Penegasan Akhir: Pembangunan Berorientasi Hasil, Bukan Sekadar Simbol
Pemerintah Kabupaten Boalemo, di bawah kepemimpinan PAHAM, telah menunjukkan arah pembangunan yang rasional secara fiskal, progresif secara tata ruang, adaptif secara teknologi, produktif secara ekonomi.
Videotron bukan hanya pengganti tugu, melainkan alat baru untuk memajukan daerah, meningkatkan pendapatan, mempercepat informasi publik, dan memperkuat identitas daerah dalam format yang lebih modern dan komunikatif.
Penutup: Semangat Kebersamaan Untuk Boalemo Yang Maju
Mari kita pandang kebijakan ini bukan sebagai penghilangan masa lalu, tetapi sebagai langkah cerdas menuju masa depan. Tugu Jagung telah berjasa sebagai simbol. Kini, giliran videotron berkontribusi nyata bagi ekonomi, informasi, dan pelayanan publik.
Simbol boleh berubah, tapi komitmen terhadap rakyat tetap teguh. Dengan mendukung kebijakan ini, kita telah memilih untuk mengedepankan fungsi di atas bentuk, menyambut inovasi dan mewujudkan Boalemo sebagai daerah yang visioner, produktif, dan kompetitif.(*)