NEWSNESIA.ID, BOALEMO – Dalam panggung politik tak selamanya berlaga akur. Biasanya terjadi perselisihan dan bahkan berujung keretakan. Entah itu diawal atau pun ujung masa kepemimpinan.
Potret ini kerap terjadi pada bingkai kepemimpinan pemerintahan. Paling banyak dipertontonkan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Di Gorontalo sendiri kisruh dua publik figur itu bukan hal pertama kali.
Bahkan, di Kabupaten Boalemo, aroma hangat itu mulai tercium. Itu seiring terkuaknya keretakan antara Bupati Darwis Moridu dan Wakil Bupati Anas Jusuf dalam kerangka pasangan DAMAI hasil Pilkada 2017 lalu.
Padahal, kepemimpinan keduanya tinggal setahun 2 bulan lagi. Tepat 22 Mei 2022 mendatang, keduanya sudah harus meletakkan tampuk kepemimpinan. Anehnya, kini Darwis dengan gamblangnya menyatakan sikap kesal terjadap kebijakan Anas Jusuf sebagai Plt Bupati Boalemo.
Memang sejauh ini, Darwis Moridu masih berstatus bupati, meski non aktif lantaran persoalan hukum menimpanya. Sementara Anas terbilang diuntungkan dari persoalan itu. Ia menerima mandat meneruskan kepemimpinan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Boalemo.
Publik pun mulai bertanya-tanya apa penyebab keretakan itu? apa lantaran terjadinya peralihan kekuasaan atau ada penyebab lain?. Namun, dari sinyalemen berkembang, kabar retaknya itu cukup dipengaruhi renggangnya komunikasi.
Akibatnya, kabar pecah kongsi dua figur ini pun perlahan menyelimuti akhir kepemimpinan. Tak ayal, sebagian menilai keretakan itu bisa berlanjut ke panggung Pilkada Boalemo nanti. Entah itu pada 2022 atau 2024 mendatang.
Itu pun kalau Anas Jusuf masih berani tampil di suksesi Boalemo mendatang. Begitu pula, Darwis Moridu jika lolos dari jeratan hukum dihadapinya.
“Jangankan sampai Pilkada Boalemo. Kalau saja status Bupati Non Aktif Darwis Moridu dicabut dan dinyatakan kembali memegang tampuk kepemimpinan, maka genderang perang keduanya pasti berlanjut,” tutur sumber mengaku pernah bersama tim pemenangan DAMAI pada Pilkada 2017 lalu.
Lantas bagaimana jika Darwis Moridu tak lagi ikut Suksesi Boalemo?. Segelintir sumber pun menilai sekalipun tak ikut, bisa saja Haji Darem tampil berdiri bersebrangan menghadang langkah Anas.
“Dalam politik segala kemungkinan bisa terjadi. Termasuk kemungkinan adu gengsi keduanya sampai di Pilkada nanti,” kilah warga lainnya.(nrt/nn)