POHUWATO-NN– Rahmad Pakaya, warga Desa Teratai, Kecamatan Marisa, didampingi kuasa hukumnya, Ajin Niode, kembali mendatangi Mapolres Pohuwato untuk meminta penjelasan pertanggungjawaban Polres Pohuwato atas hilangnya kendaraan bermotor, Honda CRF miliknya yang diamankan saat insiden unjuk rasa 21 September kemarin.
Pasalnya, hilangnya kendaraan tersebut terhitung sudah 2 bulan pasca insiden ricuh unjuk rasa di Pohuwato. Namun demikian, Uneng (sapaan red) sampai saat ini, belum mendapatkan solusi dari pihak Polres Pohuwato.
Saat dikonfirmasi, kuasa hukum Rahmad menuturkan, kedatangan klienya di Mapolres Pohuwato guna mempertanyakan keseriusan Polres Pohuwato menyelesaikan kasus kendaraan milik kliennya yang diduga hilang usai diamankan sebagai Barang Bukti (Babuk).
“Intinya kami meminta pertanggungjawaban dan keseriusan. Karena pada dasarnya unit (motor) klien kami diamankan, tidak masuk dalam kendaraan massa aksi, lalu hilang. Sudah di 2 bulan ini klien kami seolah-olah digantung, belum juga mendapat kepastian karena sebelumnya dari pihak Polres menyatakan siap untuk ganti rugi,” ungkap Ajin saat ditemui, Senin (13/11/2023).
Dirinya juga menjelaskan, sebelumnya, hilangnya Honda CRF dengan Nomor Polisi DM 2623 DJ milik kliennya itu bermula saat aksi demonstrasi di Kabupaten pada 21 September terjadi, dimana saat kejadian motor yang dikendarai anak kliennya itu ikut diamankan yang padahal bukan merupakan kendaraan massa aksi.
“Nah pasca kejadian sudah koordinasi dan meminta CCTV dan diakui oknum anggota Polri itu yang mengamankan. Kita punya bukti rekamannya,” jelasnya.
Ajin juga menyebutkan, jika tak ada itikad baik dari oknum anggota yang mengamankan atau dari pihak Polres Pohuwato, dirinya sebagai pihak yang diberi kuasa oleh korban akan menempuh jalur hukum.
“Katanya ada ganti rugi tapi sampai sekarang tidak ada. Tentu kalau tidak ada titik terang, kami akan menempuh jalur hukum kaitan dengan pertanggungjawaban mereka, baik oknum maupun institusi Polri,” tukasnya.
Semetara itu saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Pohuwato, Iptu Faisal Ariyoga Anastasius Harianja mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan pencarian dan penyelidikan terkait hilangnya kendaraan motor warga yang diamankan saat demo.
“Masih dicari, masih dipenyelidikan sama anggota. Sampai hilang, itu masih dalam penyelidikan, belum bisa saya simpulkan,” ungkap Iptu Faisal.
Soal pertanggungjawaban Polres Pohuwato, kata dia, Polres bertanggung penuh untuk melakukan penyelidikan dan mencari keberadaan kendaraan bermotor tersebut.
“Kita mencari, menyelidiki motor itu. Untuk pertanggungjawaban kami, kami menyelidiki keberadaan motor itu, dimana sekarang, itu bentu pertanggungjawaban kami. Seperti itu. Soal hilangnya dimana motor itu, di Polres apa dimana kan kita belum ada menyimpulkan itu hilang di Polres lah. Jadi informasi itu juga kami perlu luruskan juga. Bah itu yang kami selidiki, kami cek dari bukti sekitar TKP, CCTV, Orang-orang kan. Kita cari sampai sekarang,” jelasnya.
Soal CCTV Polres Pohuwato dalam keadaan mati saat insiden Demo, Iptu Faisal menegaskan, kondisi CCTV yang mati memang sudah terjadi beberapa hari setelahnya.
“Kalau yang di Polres (CCTV Mati, red), iya bang, tetapi bukan mati saat itu juga bang , tetapi sudah beberapa hari mati juga CCTV yang di Polres itu. Memang sudah beberapa hari mati,” ungkapnya.
Disinggung pernyataan soal adanya oknum Anggota TNI yang sudah mengamankan kendaraan tersebut sebagaimana penyampaian oknum Anggota Polres Pohuwato, dirinya membantah adanya informasi tersebut.
“Informasi gak benar, kita sudah kroscek, kita sudah komunikasi ke TNI juga bang, kita malah sama-sama sekarang melakukan pencarian. Sudah koordinasi juga ke Kodim, saya sudah konfirmasi ke Kodim langsung,” pungkasnya.(mus/NN)