NEWSNESIA.ID, GORUT – Duduk sebagai kursi pimpinan dalam hal ini Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), bagi Deisy S.M Datau merupakan persoalan tanggungjawab, apalagi bagi dirinya yang notabene merupakan seorang perempuan.
Mengingat latar belakang partainya yakni PDIP, tentu merupakan tantangan yang sangat besar dan pasti untuk Kabupaten Gorut, PDIP tidak terlepas dari sosok almarhum Djafar Ismail.
Begitu juga bagi Pengganti Antar Waktu (PAW) kursi yang ditinggalkan almarhum tentu sangatlah berat bagi seorang Daud Syarif.
Deisy saat diwawancarai beberapa media mengatakan bahwa yang pasti dirinya dalam rangka mengemban tugas kelembagaan akan melaksanakan apa yang menjadi agenda kelembagaan yang telah ditetapkan.
“Yang pasti, terhadap agenda kelembagaan itu akan dijalankan dengan maksimal. Disisi lain juga tentu akan membangun komunikasi dan koordinasi baik internal lembaga maupun dengan pihak eksternal,” jelasnya.
Ini penting kata Deisy, dalam rangka menunjang aktivitas kelembagaan. Selain itu juga, tanpa melupakan sejarah, sebelum dilantik, Deisy bersama dengan kader dan pengurus serta keluarga melakukan ziarah ke makam almarhum Djafar Ismail.
“Tadi kita bersama-sama ziarah ke makam almarhum pak Ketua Djafar, walaupun sudah berbeda alam, anggaplah itu untuk minta permisi,” ungkapnya.
Sama halnya dengan Daud Syarif yang menegaskan bahwa kursi yang diisinya saat ini tentu merupakan warisan dari almarhum Djafar Ismail.
“Apa yang telah diwariskan tersebut tentu harus dijaga dan pertahankan. Tidak hanya itu, terhadap hubungan dengan konstituen tentu harus juga diperhatikan,” kata Daud.
Apa yang menjadi aspirasi masyarakat maupun kerja-kerja terdahulu dari almarhum kata Daud, itu tentu harus terus diperjuangkan.
“Dan kedepan nantinya kursi ini harus dipertahankan, dan akan berusaha untuk ditambah lagi,” tandasnya.(adv/rol)