GORONTALO-NN– Pemerintah Provinsi Gorontalo di bawah kendali Penjagub Ismail Pakaya terus menekan inflasi. Pada bulan September 2023, Provinsi Gorontalo mencatatkan inflasi terendah secara nasional. Hal itu terungkap pada Rakor Pengadilan Inflasi yang berlangsung secara daring melalui sambungan Zoom Meeting, Selasa (3/10/2023).
Inflasi Gorontalo menjadi yang terendah di angka 1,16, sama dengan inflasi Sulawesi Utara. Peringkat tiga ada Sulawesi Barat di angka 1,19. Tiga provinsi dengan inflasi tertinggi yakni Bangka Belitung 3,55, Sulawesi Tenggara 3,45 dan Maluku Utara 3,34.
“Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir selaku pemimpin rapat menyampaikkan apresiasi kepada Provinsi Gorontalo yang pada bulan September inflasi mencapai Inflasi paling rendah seluruh Indonesia yakni 1,6 persen diibandingkan dengan daerah lain. Ini tentu saja menjadi pencapaian yang baik,” kata Pelaksana Tugas Karo Pengendalian Ekonomi dan Pembangunan Sultan Kalupe yang mendampingi Penjabat Gubernur Ismail Pakaya di Jakarta.
Beberapa hal yang menjadi perhatian yakni potensi melonjaknya harga minyak goreng dan beras di Gorontalo. Pemda diminta untuk terus melakukan operasi pasar agar psikologi kenaikan harga di pasar terkendali.
“Minyak goreng bersubsidi Gorontalo juga termasuk salah satu daerah yang agak tinggi harganya. Hal itu juga perlu diantisipasi dengan melakukan operasi pasar sehingga bisa menurunkan harga komoditas tersebut,” imbuh Sultan yang juga menjabat Karo Pengadaan Barang dan Jasa itu.
Sebanyak 16 program yang menjadi andalan pemerintah provinsi bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan untuk menekan inflasi di daerah. Peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melalui optimalisasi High Level Meeting menjadi kunci. Ada juga program Gerakan Masyarakat Batam Rica Sandiri (Germas Batari), program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) serta program Desa Siaga Inflasi yang digagas TP. PKK Provinsi Gorontalo bekerja sama dengan instansi terkait.(rls/NN)