
NewsNesia.id – Hampir Jutaan mulai dari kader hingga alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diseluruh wilayah Indonesia secara serentak menggelar nonton bareng (nobar) film Lafran tak terkecuali di Gorontalo, Sabtu (22/6/2024).
Film otobiografi salah satu pahlawan nasional Indonesia sekaligus pendiri organisasi Mahasiswa Islam terbesar di Indonesia, Lafran Pane itu berhasil membawa penonton larut dalam perjuangan awal Lapran untuk membentuk HMI.
Didasari dari ancaman mulai terpecah belahnya sederet organisasi Islam kala di awal-awal masa pasca kemerdekaan, Lapran memiliki visi untuk membentuk wadah bagi para pemuda Mahasiswa agar tidak ikut terjebak pada ancaman perpecahan.
“Saya Lillahitaala untuk Indonesia, saya tidak gila jabatan, tujuan saya mendirikan HMI karena melihat ancaman besar terpecah belahnya umat, sehingga hal ini harus kita cegah dimulai dari para Mahasiswa sebagai generasi masa depan Indonesia,” begitu penggalan ucapan Lafran yang sosoknya diperankan oleh Aktor Dimas Anggara.
Lantas ada beberapa pesan moral yang dapat kita petik sekiranya untuk menjadi renungan atas kondisi dan keadaan HMI yang sekarang dari film otobiografi seorang pahlawan nasional, seorang intelektual muslim seperti Lafran Pane sang pendiri HMI.
Pertama, HMI didirikan dengan maksud persatuan. Menekankan segala perbedaan dalam nafas islam, menjaga keragaman luhur bangsa Indonesia. Pesan persatuan menjadi sangat penting jika berkaca pada kondisi terkini HMI yang banyak terpecah belah dan begitu mudahnya dipecah belah.
Kedua, pesan perjuangan. Tak kenal takut, selama hal itu berangkat dari dasar pengetahuan dan kebenaran yang nyata, sosok Lafran begitu getol menyampaikan seluruh pesan-pesan perjuangannya untuk umat dan bangsa Indonesia walau yang ia hadapi adalah penjara bahkan kematian sekalipun.
Ketiga, pesan tentang menjadi mahasiswa islam sejati. Tak hanya menunjukkan kehebatan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, lewat film Lafran kita juga kembali diingatkan tentang bagaimana sebenarnya menjadi mahasiswa islam sejati dengan tetap berjuang namun tak pernah luput akan kewajiban kita kepada sang pencipta atas segala perintahNya. Dimana kondisi kini, bisa kita lihat tak sedikit kader HMI begitu lantang diparlemen jalanan, namun acap kali lupa menunaikan kewajiban-kewajibannya.
Barangkali masih banyak pesan-pesan yang dapat dipetik dari film tersebut, beberapa yang telah penulis sampaikan sebelumnya hanya berdasar dari pandangan subjektif penulis ketika selesai menyaksikan film Lafran. Satu yang pasti bahwa setiap perjuangan Lafran yang pernah beliau lakukan untuk Indonesia patut kita teladani.