
NN – PT PP (Persero) Tbk, sebagai salah satu Perusahaan BUMN konstruksi dan investasi di Indonesia (“PTPP”) berkolaborasi dengan PT Mitra Murni Perkasa melaksanakan acara port handover Proyek Jetty Smelter Nickel MMP di Kariangau, Kalimantan Timur. Acara peresmian tersebut dihadiri oleh President Director PT MMP Adhi Dharma Mustopo beserta jajaran, Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto beserta jajaran, perwakilan MMS Group Indonesia, dan perwakilan KSOP I Balikpapan.
Proyek Jetty Smelter Nickel MMP memiliki nilai kontrak senilai Rp 682,5 Miliar dengan sumber dana yang berasal dari PT Mitra Murni Perkasa yaitu perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) smelter nikel pertama di Indonesia. Proyek ini memiliki masa pelaksanaan konstruksi selama 15 bulan dapat diselesaikan oleh PTPP pada tanggal 30 April 2024 secara tepat waktu. Manfaat dari proyek ini yaitu sebagai pengembangan fasilitas smelter nikel kelas-1 di Balikpapan, Kalimantan Timur yang menghasilkan 27,800 ton/tahun nickel matte dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF). Nickel matte merupakan salah satu bahan baku utama produksi baterai untuk kendaraan listrik dan media penyimpanan energi yang banyak digunakan pada pembangkit listrik tenaga baru terbarukan.
Adhi Mustopo, Presiden Direktur PT MMP, menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap PTPP karena kolaborasinya yang sangat baik dan profesional sehingga berhasil merampung proyek secara tepat waktu selama 15 bulan, dimana waktu ini merupakan waktu yang relatif cepat untuk proyek dengan skala tersebut. Selain itu, hal lain yang patut dicatat adalah rekam jejak keselamatan kerja yang sangat baik berhasil dibukukan selama proses pembangunan pelabuhan ini. Hal ini terjadi berkat komitmen yang tinggi dan kolaborasi yang luar biasa dari kedua belah pihak dalam mengerjakan proyek ini. Adapun pelabuhan ini dinilai menjadi sesuatu yang patut dibanggakan karena membawa MMP semakin dekat dengan upayanya untuk berkontribusi kepada agenda hilirisasi mineral di Indonesia. Adhi juga menambahkan pelabuhan berperan penting untuk mendukung perkembangan MMP kedepannya untuk mewujudkan pembangunan ekosistem industri energi hijau yang berkelanjutan, “MMP sebagai bagian dari MMS Group Indonesia selalu berkomitmen kepada prinsip bisnis berkelanjutan yang sejalan dengan visi misi Group dalam menjalankan setiap kegiatannya. Kegiatan operasional kami didesain untuk dapat meminimalkan carbon footprint sebagai bagian untuk mewujudkan program Net Zero Emission Indonesia 2060,” ujarnya.
Dalam kata sambutannya, Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto bangga atas kinerja tim proyek Jetty Smelter Nickel MMP karena dapat memegang komitmen penyelesaian proyek sesuai dengan standard Kualitas, safety, dan waktu penyelesaian. Selain itu, Agus juga berterima kasih untuk kepercayaan yang telah diberikan oleh pihak Owner PT Mitra Murni Perkasa kepada PTPP. “Kami ucapkan terima kasih Pak Adi beserta jajaran dari MMS Group Indonesia juga dalam memberi kepercayaan kepada PTPP untuk bisa berpartisipasi dalam membangun Port atau Jetty Smelter MMP. Tentunya, atas kesempatan ini, kami ucapakan terimakasih atas apresiasi yang diberikan kepada PTPP terkait penyelesaian proyek sesuai dengan standard Kualitas, Safety, dan Waktu penyelesaian. Seperti apa yang disampaikan bahwa alhamdulillah PTPP bisa memenuhi komitmen untuk dapat menyelesaikan proyek dengan waktu 15 bulan pekerjaan fisik. Memang itu adalah standart PTPP dimanapun kami bekerja, di seluruh area operasi kami, terkait dengan QHSE dan waktu pelaksanaan proyek menjadi concern semua karena terus terang, kepuasan Stake Holder
ini menjadi prioritas dari kami. Dengan beroperasinya Port atau Jetty dari MMP ini harapannya yaitu operasional dari Smelter Nickel ini bisa berjalan optimal dan tentunya cita-cita dari Group MMS, terspesialisasi MMP untuk membantu program pemerintah dalam transisi energi hijau ini juga bisa segera terlaksana,” tutup Agus.
-SELESAI–
Sekilas Mengenai PT PP (Persero) Tbk PT PP (Persero) Tbk (kode emiten: PTPP) merupakan salah satu perusahaan konstruksi dan terkemuka di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1953. Saat ini, PTPP memiliki 7 (tujuh) lini bisnis yang terintegrasi mulai dari Upstream, Middlestream sampai dengan Downstream, yang meliputi: Energi, Properti, Infrastruktur, Jasa Konstruksi, Engineering, Procurement and Construction (EPC), Peralatan Berat dan Pracetak. PTPP memiliki jejak rekam yang solid dan berhasil memenangkan penghargaan atas proyek-proyek konstruksi Pelabuhan,
Pembangkit Listrik, Airport, Bendungan, dan Gedung di Indonesia. PTPP merupakan pionir untuk konsep Eco-Friendly Green Building di Indonesia yang telah memenangkan beberapa penghargaan lokal dan internasional atas hasil karyanya. PTPP mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Februari 2010, dengan kepemilikan publik sebesar 49%. Pada tahun 2015, PTPP mencatatkan saham entitas anak PT PP Properti Tbk (kode emiten: PPRO) di Bursa Efek Indonesia sebanyak 35%. Untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan, PTPP berekspansi di sektor Energi dan Infrastruktur di tahun 2016. Pada tahun 2017, entitas anak yang
bergerak sebagai kontraktor berbasis peralatan berat PT PP Presisi Tbk (kode emiten: PPRE) melantai di Bursa Efek Indonesia dengan melepas 23% saham ke publik. Untuk menghadapi era Industry 4.0, PTPP melakukan strategi operasional excellence dengan menerapkan sistem informasi yang handal, yaitu ERP sebagai enterprise system utama yang didukung berbagai aplikasi penunjang operasional dalam menjawab tantangan dan kebutuhan perusahaan kedepan. PTPP juga menerapkan penggunaan Building Information Modeling (BIM) serta penguasaan teknologi baru lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan, akurasi dan efisiensi serta menjadi perusahaan yang unggul serta excellence.(rls/NN)