
NEWSNESIA.ID – Kampus Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo akhir-akhir ini menjadi sorotan.
Hal ini disebabkan biaya rincian wisuda di salah satu jurusan di kampus tersebut dianggap terlampau tinggi dan memicu reaksi beragam dari berbagai kalangan.
Tak ingin hal ini berlarut-larut, pihak kampus pun lantas angkat bicara dan menjelaskan secara rinci biaya wisuda di kampus tersebut.
“Yang perlu kami sampaikan bahwa informasi yang sedang berkembang itu bahwa sesungguhnya hanya bagian yang tidak utuh informasinya. Sehingganya ini yang kami perlu sampaikan akan besaran biaya wisuda yang ada di kampus UBM,” ujar Ketua Yayasan Azis Rachman dihadapan puluhan media, Senin (20/1/2025).
Lebih lanjut Azis menjelaskan, sebelumnya biaya pendidikan hingga biaya wisuda yang ada di Kampus UBM itu sudah sedari awal diberitahukan kepada calon mahasiswa sejak mahasiswa ingin mendaftar di kampus UBM.
Dirinya bahkan mengklaim jika seluruh biaya yang akan dibebankan kepada calon mahasiswa ini telah melalui persetujuan mahasiswa bahkan orang tua mahasiswa itu sendiri.
“Yang perlu kami jelaskan bahwa, seluruh biaya di kampus UBM itu bervariasi, ada yang tinggi ada yang setengah ada pula yang rendah tergantung program studi yang dipilih. Dan terkait isu yang beredar di luar tentang pungli, kami tegaskan tidak ada pungutan liar di kampus UBM. Semua biaya sudah ditetapkan dan resmi dikeluarkan oleh yayasan, saya sudah cek itu. Termasuk biaya wisuda ini,” tegas Azis Rachman.
Sementara itu, Kepala Urusan Internasional/ Tim Kebijakan Kampus UBM Gorontalo Ayu Anastasya Rachman mengatakan, jika rincian biaya wisuda yang viral di media sosial itu merupakan rincian biaya dari program studi DIII Analis Kesehatan.
Dirinya mengakui, jika biaya untuk program studi yang satu ini memang terbilang tinggi dan berbeda dengan program studi lainnya.
Meski begitu, kata dia, DIII Analis Kesehatan ini dianggap menjadi program studi unggulan yang dibuktikan dengan tingginya animo masyarakat untuk tetap mendaftar di program studi ini.
“Kenapa kami sebut unggulan, karena meskipun rincian biaya sudah kami sebutkan di awal, tapi faktanya di setiap tahun jumlah pendaftar justru semakin banyak. Artinya mahalnya biaya ini itu sudah diketahui oleh calon mahasiswa ataupun orang tua mahasiwa dan mereka tetap memilih. Berarti ada attraction (daya tarik) dari program studi ini,” sebut Ayu Anastasya Rachman.
Kendati demikian, dirinya menyampaikan, jika rincian biaya yang viral di media sosial itu sejatinya baru akan berlaku di tahun 2025. Dirinya juga menampik isu yang berkembang di luar jika biaya yang disebutkan merupakan rincian biaya wisuda.
“Apa yang saat ini sedang viral di media sosial bahwa biaya 19 juta itu baru berlaku di tahun 2025. Tahun 2024 itu rincian biayanya justru 15 juta. Dan benar besaran biaya yang beredar itu, tapi itu semua merupakan rangkaian biaya mulai dari ujian proposal, ujian tutup dan yudisium. Jadi tidak benar biaya wisudanya 19 juta,” tandasnya.(NN)