POHUWATO-NN– DPRD Kabupaten Pohuwato menyoroti aktivitas Perusahan Biomassa Jaya Abadi yang beroperaso di Popayato Timur, Pohuwato.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pohuwato, Nasir Giasi.
Menurut Nasir, persoalan wood pellet bukan hanya sekadar soal perizinan namun, soal keberlangsungan hidup masyarakat yang ada di daerah.
“Pengaruh perekonomian di masyarakat luas. Jadi kalau berbicara perusahaan, bukan hanya saja pada sisi perizinannya. Saya sadar mereka adalah perusahaan besar, pasti semua perizinan itu akan dipenuhi oleh mereka, tapi bukan hanya disitu, apakah kemudian semua kemungkinan itu terpenuhi urusan komitmen perusahaan terhadap daerah Pohuwato itu kita abaikan,” ucap Nasir (09/10/2024).
“Terkait perusahaan ini yang pertama yang sering kita soroti di DPRD adalah kontribusi mereka terhadap daerah dalam pendapatan asli daerah,” jelasnya.
Lebih jauh kata mantan Ketua DPRD Pohuwato 2 periode itu, komitmen perusahaan mengenai plasma sampai dengan saat ini tidak ada yang terealisasi.
Terhitung sejak perusahaan tersebut masih menjadi perkebunan sawit lalu kemudian berganti ke wood pellet.
Disisi lain, Nasir juga menyoroti soal nilai ekspor yang sudah miliaran bahkan triliunan rupiah, namun tidak ada keuntungan sedikitpun bagi daerah, justru sebaliknya.
Mirisnya lagi, kata politisi senior partai Golkar itu, Pohuwato akan kehilangan satu objek wisata yaitu Pantai Lalape karena, di RT/RW provinsi, pantai tersebut akan menjadi wilayah yang dikelilingi oleh wilayah pelabuhan.
“Pabrik yang kemudian dibangun di area perkebunan, harusnya pabrik di Perda kita, pabrik itu berada di kawasan industri,” tegasnya.(mus/NN)