NEWSNESIA.ID – Potret buram dunia pendidikan Indonesia semakin nyata setelah meningkatnya angka putus sekolah sejak COVID-19.
Provinsi Gorontalo menjadi wilayah dengan angka anak putus sekolah paling tinggi. Beragam fakto menjadi penyebabnya.
“Mulai masalah ekonomi, broken home, meninggal, sakit hingga ada yang memilih menikah ketimbang sekolah,” ungkap Kadis Disdikpora Gorontalo, Wahyuddin Katili, Jumat (5/3).
Wahyuddin tidak menampik jika angka putus sekolah, Gorontalo berada paling atas. Namun ia menjelaskan hal itu karena jumlah penduduk yang sedikit.
“Saya pikir tidak masalah, sebenarnya dari besaran jumlah Provinsi lain lebih besar. Ini akan kita jadikan motivasi untuk evaluasi memantau anak-anak didik kita,” terangnya.
Selain peran dari pemerintah, para Orang tua juga punya tanggung jawab besar dalam mendidik anak agar tidak putus sekolah.
“Tentu saja orang tua perannya sangat vital juga, biar sekalipun pemerintah ini berbuat apa kalau tidak ditopang edukasi dari orang tua sudah juga,” pungkasnya.
Tercatat dari 50.831 peserta didik SMA/SMK/SLB di Provinsi Gorontalo ada sebanyak 500 diantaranya putus sekolah. (AnQ-NN)
Sumber: Hulondalo.id