KlikSulteng.id – Kemarau beberapa bulan terakhir, dirasakan langsung oleh petani di Desa Dutuno Paleleh Sulteng. Bahkan, dampak yang dirasakan tersebut, langsung pada perekonomian petani.
Saat ini kata salah seorang petani, Buyung, petani seharusnya sudah mulai menggarap lahan mereka masing-masing. Namun hingga kini kata dia, mereka tak bisa berbuat apa-apa, dampak dari musim kemarau.
“Kami tak bisa berbuat apa-apa akibat kemarau ini,” kata Buyung.
Berbeda kondisinya dengan petani di Desa Kwalabesar. Mereka kata Buyung, sudah melakukan pembibitan bahkan sudah ada yang mulai menanam padi. Hal itu dirasa wajar, lantaran kata Buyung, di desa tersebut terdapat irigasi yang dibangun pemerintah.
“Irigasi ini lokasinya strategis untuk Desa Kwalabesar, dan warga juga cukup baik dalam pemeliharaan irigasi,” ungkap Buyung.
Kembali ke Desa Dutuno, menurut Buyung, berbanding terbalik. Di Desa Dutuno tak ada irigasi yang notabene sangat dibutuhkan petani apalagi disaat-saat seperti ini. Pembangunan irigasi menurut dia, baiknya mempertimbangkan lokasi yang strategis tidak saja untuk satu atau dua desa saja, namun beberapa desa sekaligus.
“Kami berharap dan semua petani sawah di Dutuno, musibah ini menjadi perhatian besar bagi pemerintah, sebab, jika tidak bertani, maka anak dan keluarga kami mau makan apa,” ujar Buyung.
Pemerintah lebih jeli terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi disektor pertanian. Termasuk apa yang kini dihadapi para petani di Desa Dutuno. (zul/kst)