Penulis : Sahmin Madina/Pemerhati Masalah Sosial dan Politik
Pilkada Kabupaten Boalemo 2024 kembali memunculkan nama yang tak asing bagi masyarakat Boalemo, Rum Pagau. Sosok yang pernah menjabat sebagai Bupati Boalemo ini kembali mencuri perhatian dengan keputusannya mencalonkan diri.
Namun, munculnya kembali tokoh lama dalam kontestasi politik menimbulkan sejumlah pertanyaan. Apakah ini mencerminkan lemahnya tidak ada figur yang lain ? Ataukah justru menjadi bukti bahwa masyarakat masih menaruh harapan besar pada figur seperti Rum Pagau
Harapan Politik yang Terhambat
Dalam dunia politik, regenerasi kader adalah aspek penting untuk memastikan kontinuitas kepemimpinan yang adaptif dan relevan dengan tantangan zaman. Namun, fakta bahwa Rum Pagau kembali maju ke panggung pilkada boalemo menunjukkan kemungkinan adanya rakyat masih menginkan tokoh senior dalam memimpin Boalemo.
Tentunya ini tidak lepas dari koalisi partai politik, Tim Sukses dan relawan bekerja secara profesional sehingga menjadi inkubator bagi lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang diinginkan oleh rakyat artinya pemimpin yang melahirkan figur-figur yang dapat menarik perhatian publik seperti halnya Rum Pagau.
Di sisi lain, politik lokal sering kali sangat bergantung pada figur yang sudah mapan. Tokoh senior seperti Rum Pagau memiliki pengalaman dan jaringan politik yang kuat ke akar rumput serta karismatik pak Rum Pagau yang sulit disaingi oleh paslon lain.
Hal ini menjadi tantangan bagi partai politik & koalisi Partai untuk lebih serius menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam menciptakan kader yang kompeten dan memiliki daya tarik elektoral.
Pesona Figur Lama: Warga Masih Suka?
Meski mencalonkan diri kembali bisa dianggap sebagai sinyal rakyat masih rindu dengan, kehadiran Rum Pagau juga dapat dibaca sebagai refleksi dari aspirasi masyarakat. Popularitasnya yang terus bertahan menandakan bahwa sebagian warga Boalemo masih menaruh kepercayaan pada kepemimpinannya. Dalam konteks politik lokal, faktor kedekatan emosional dan rekam jejak , kharismatik kerap menjadi pertimbangan utama bagi pemilih.
Rum Pagau dikenal sebagai sosok yang dekat dengan rakyat dan memiliki gaya komunikasi yang sederhana. Karakter ini membuatnya tetap relevan di mata masyarakat kab boalemo terutama bagi mereka yang merasakan langsung dampak kebijakan yang ia buat di masa lalu.
Ini menegaskan bahwa di tengah persaingan politik yang semakin modern, personalitas dan hubungan personal tetap menjadi kunci.
Lemahnya Alternatif atau Strategi Tepat?
Kembalinya tokoh lama juga bisa menandakan minimnya alternatif lain yang mampu memberikan visi dan program yang jelas. Kandidat baru sering kali menghadapi tantangan dalam membangun popularitas dan kepercayaan masyarakat, terutama jika mereka dianggap tidak memiliki pengalaman atau rekam jejak yang memadai.
Namun, di sisi lain, keputusan Rum Pagau untuk maju kembali juga bisa dibaca sebagai strategi politik yang cerdas. Ia memanfaatkan momen di mana masyarakat masih merasa rindu dengan kepemimpinan sebelumnya sebagau inventasi dukungan figur yang benar-benar dapat mewakili aspirasi mereka. Dengan pengalamannya, ia menawarkan stabilitas di tengah ketidakpastian.
Antara Tantangan dan Harapan
Kembalinya Rum Pagau dalam Pilkada Kabupaten Boalemo adalah fenomena yang menarik untuk dikaji.
Di satu sisi, ini mencerminkan tantangan besar dalam regenerasi politik di tingkat lokal. Namun, di sisi lain, hal ini juga menegaskan bahwa masyarakat kab boalemo konsisten dan menaruh harpan kepada kepemimpinan yang dianggap mampu menjawab kebutuhan mereka, meskipun dari figur yang sama.
Yang jelas, kehadiran tokoh lama seperti Rum Pagau memberikan pesan kuat bahwa politik lokal tetap memerlukan figur yang bisa menyatukan harapan rakyat.
Bagi partai politik dan generasi muda, ini menjadi tantangan untuk membuktikan bahwa regenerasi bukan sekadar wacana, melainkan kebutuhan mendesak untuk memastikan demokrasi yang dinamis dan inklusif di kabupaten Boalemo.(*)