NewsNesia.id – Merapatnya partai-partai besar ke dalam koalisi Saipul – Iwan Andalan Pohuwato (SIAP) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pohuwato, menjadikan semua seolah akan berjalan mulus.
Ditambah dengan bergabungnya Partai Golongan Karya (Golkar) baru-baru ini, tidak heran kalau koalisi ‘SIAP’ disebut koalisi gumuk. Bagaimana tidak, partai pendulang suara terbanyak pada pemilu kemarin telah bersatu didalamnya.
Bahkan, pasangan Saipul Mbuinga – Iwan Adam digadang-gadang akan menjadi pasangan tunggal pada Pilkada Pohuwato, mengingat sejauh ini bulum ada tokoh politik yang menyatakan kesiapannya menjadi pesaing.
Jika benar demikian, bisa dipastikan koalisi ‘SIAP’ akan dipaksa melawan kotak kosong. Meski begitu, tidak adanya pesaing, bukan berarti kotak kosong bukan menjadi ancaman serius untuk pasangan Saipul – Iwan.
Koalisi yang over kapasitas dan dihuni oleh partai besar tentu juga sarat akan perebutan. Istilah “siapa dapat apa” bukan lagi hal yang tabu untuk ruang lingkup politik. Jika tidak segera diatur, tentu ini akan berdampak negatif pada hasil kerja.
Belum lagi ditambah dengan Pilkada yang dianggap tidak kompetitif karena melawan kotak kosong, diprediksi akan menurunkan angka partisipasi pemilih.
Hal tersebut berkaca pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) kemarin. Partisipasi pemilih yang menurun drastis disebabkan tidak adanya euforia masyarakat menjelang pemilihan, ini juga nampaknya akan terjadi di Pilkada Pohuwato.
Kerja yang kurang maksimal, ditambah partisipasi pemilih masyarakat yang menurun, jelas sengat berpengaruh terhadap perolehan suara.
Bahkan, kemungkinan terburuk adalah adanya upaya dari segelintir kelompok yang berusaha memenangkan kosong.