GORONTALO-NN– Aktivis Media Sosial (ASOM) Syamsir Datuamas menyoroti kenaikan harga beras yang terjadi di Indonesia beberapa bulan terakhir yang mengakibatkan masyarakat tertekan dengan harga beras saat ini.
Syam, sapaan akrab Aktivis Media Sosial ini menjelaskan, kita tahu bahwa beras merupakan salah satu produk pangan pokok terpenting di dunia. Pernyataan ini terutama berlaku di benua Asia.
Mayoritas masyarakat kelas menengah ke bawah menjadikan beras sebagai makanan pokoknya. Seperti kita ketahui, benua Asia juga menjadi tempat tinggal bagi para petani yang menghasilkan sekitar 90% total produksi beras dunia.
“Di negara kita Indonesia, perlu kita ketahui bahwa beras merupakan komoditas strategis dalam perekonomian karena merupakan sumber pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia,” jelasnya.
Lebih lanjut Syam juga mengatakan, di wilayah Gorontalo Utara, tepatnya di Desa Tolite Jaya, para pedagang pasar menyebutkan kenaikan harga beras yang terjadi beberapa bulan terakhir mencapai Rp14.000 per kilogram untuk beras medium dan Rp18.000 per kilogram untuk beras medium. beras premium adalah ” tertinggi dalam sejarah.
Akibatnya, banyak warga yang merasa tertekan dengan kenaikan harga beras yang sangat tinggi hingga jauh di atas HET dan menganggap pemerintah gagal dan belum mampu mengembalikan stabilitas HET beras.
Syam menilai kenaikan harga itu bisa saja berpotensi menggerus kesejahteraan masyarakat dan dikhawatirkan akan menambah angka kemiskinan nasional, karena jika di lihat dari konsumsi beras cukup merata, tidak hanya di Gorontalo saja hampir seluruh masyarakat Indonesia sehingga menjadikannya sebagai bahan pokok utama.
Syam juga lebih lanjut menjelaskan bahwa Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7 Tahun 2023, HET beras berlaku sejak Maret 2023 adalah Rp10.900 per kg medium, sedangkan beras premium Rp13.900 per kg untuk zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi.
Sedangkan yang kita ketahui, HET beras di zona 2 meliputi Sumatera, Lampung dan Sumsel, NTT dan Kalimantan dipatok Rp 11.500 per kg, untuk beras medium dan premium Rp 14.400 per kg. Sedangkan di zona 3 yang meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium Rp 11.800 per kg, dan beras premium Rp 14.800 per kg.
Dari beberapa zona ini kita bisa melihat HET beras bahwa berapa bulan terakhir ini harga beras yang terjadi merupakan harga tertinggi yang melebihi HET beras.
“Kami juga berharap agar pemerintah bisa memberikan solusi dan menstabilkan kembali terkait kenaikan harga beras yang melambung jauh di atas HET beras, sehingga masyarakat tidak merasa tertekan dengan kenaikan harga beras tersebut,” pungkasnya dengan nada serius.(rls/NN)