
KlikSulteng.id – Kurang lebih 30 balita di Tolitoli harus mendapat perawatan intensif. Bahkan, dua lorong ruang perawatan anak di RSU Mokopido Tolitoli harus dipakai untuk merawat puluhan balita yang diserang penyakit diare ini.
Wabah ini muncul kurun waktu tiga hari belakangan. Untuk mengoptimalkan perawatan, pengelola RSU Mokopido Tolitoli terpaksa memanfaatkan dua lorong diruang teratai dan anyelir.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Dikes Tolitoli Nurlaila mengatakan, banyaknya jumlah anak yang diserang diare ini, antara lain terkait dengan perubahan cuaca dan musim buah.
“Diagnosa yang dilakukan, pasien balita ini murni penyakit diare,” kata Nurlaila.
RSU Mokopido juga telah menyediakan ruang khusus untuk pasien anak penderita diare. Pasien diare kata dia, harus dipisahkan dengan pasien penyakit lainnya, lantaran penularannya cukup cepat.
Daya tahan tubuh pasien balita yang menurun dan tak sama dengan orang dewasa kata Nurlaila, membuat puluhan balita ini rentan akan penyakit tersebut. Belum lagi kata dia, kebersihan lingkungan dan sterilisasi peralatan balita yang belum diperhatikan sepenuhnya.
Dinas Kesehatan Tolitoli juga belum menetapkan ini menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), meski jumlah pasiennya membludak. KLB kata dia, akan ditetapkan jika dalam satu wilayah atau desa, ada lebih dari 10 pasien terdampak diare.
“Dan ada pasien yang mulai membaik kondisinya sekarang,” ungkap Nurlaila. (Andis)