NEWSNESIA.ID, GORONTALO – Tingginya harga cabai rawit di Gorontalo rupanya bukan disebabkan kekurangan stok. Sebaliknya, cabai rawit di Gorontalo malah surplus.
Hanya saja, cabai rawit dari Gorontalo dikirim ke luar daerah, seperti wilayah Manado, Sulawesi Utara, yang akan merayakan Natal dan Tahun Baru.
“Stok cabai di Gorontalo tidak bermasalah. Tetapi memang jelang Natal 2021 dan tahun baru 2022, permintaan dari daerah lain khususnya dari Manado, cukup tinggi,” kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljady D Mario High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Gorontalo, Selasa (14/12/2021).
“Selisih Rp 3.000 saja, cabai Gorontalo pasti akan dikirim ke sana (Manado),” sambung dia.
Muljady menyebut, luas panen cabai rawit Gorontalo pada bulan November 2021 mencapai 1.452 Hektar.
Jika dirinci, luas panen cabai rawit di Kabupaten Boalemo mencapai 479 Hektar, Kabupaten Gorontalo Utara 328 Hektar, Kabupaten Pohuwato 307 Hektar, Kabupaten Gorontalo 264 Hektar dan Bone Bolango 74 Hektar.
Sementara luas lahan yang akan dipanen pada bulan Desmber 2021 mencapai 1.339 Hektar.
“Dari luas lahan yang akan dipanen pada bulan Desember ini, diperkirakan produksinya mencapai 1.226 Ton. Jika dibandingkan dengan kebutuhan cabai di Gorontalo yang hanya berkisar antara 600 sampai 700 Ton, stok kita sebenarnya surplus,” tegas dia.
Sebelumnya, berdasarkan pantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga cabai rawit mulai beranjak naik. Jika pada November 2021 rata-rata harga cabai rawit sebesar Rp 20.000 per Kg, pada 9 Desember 2021 meningkat menjadi Rp 80.000 per Kg.
Kenaikan harga cabai rawit di Gorontalo diperkirakan akan mencapai puncak pada akhir Desember mendatang.(lexz)