
KlikSulteng.id – Penjagaan di pos perbatasan Tolitoli makin diperketat. Bahkan yang tidak ber KTP Tolitoli tak diperbolehkan masuk.
Langkah ini untuk mengantisipasi membludaknya pemudik menjelang bulan Ramadhan 1441 Hijriah. Ini diberlakukan baik itu jalur darat maupun laut.
Dikutip dari
Hulondalo.id (Media Grup KlikSulteng.id), hingga Sabtu (18/4/2020), salah satu pos perbatasan Labonu, terpantau aman dan terkendali. Pasca terbitnya Keputusan Bupati Tolitoli Hi. Moh. Saleh Bantilan terkait penutupan perbatasan sejak tanggal 13 April 2020, penjagaan makin diperketat.
Diperketatnya penjagaan di pos perbatasan, menjadi fokus utama dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Tolitoli. Jelang Ramadhan 1441 Hijriah, pemudik yang ingin masuk ke Tolitoli dipantau secara ketat.
Pemkab Tolitoli mengeluarkan sejumlah kebijakan terkait pemudik yang ingin pulang ke Tolitoli. Kebijakan tersebut antara lain, pemudik harus memiliki KTP Tolitoli, kemudian mengikuti karantina di pos perbatasan.
Di perbatasan ada enam kamar yang telah dibangun dan disediakan untuk masyarakat sebelum sepenuhnya masuk dan beraktivitas di Tolitoli. Kamar atau bilik tersebut, dibangun atas kerjasama beberapa kepala desa dan aparat serta masyarakat sekitar, dengan menggunakan dana dari pemerintah.
Hingga kini, ada sekitar 74 orang terpantau oleh tim kesehatan sebelum melintasi perbatasan. Serangkaian SOP diberlakukan seperti pengukuran suhu tubuh. Diantara mereka, ada tiga orang terdeteksi suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celcius.
Dengan terpaksa, ketiga orang tersebut diminta kembali ke daerah asalnya, karena juga diketahui tidak memiliki KTP Tolitoli.
Kemudian, sekitar pukul 16.25 Wita, bus mini rental yang berisi 4 penumpang dari Manado tujuan Tolitoli, belum dizinkan masuk Tolitoli. Keempat warga tersebut mulai di karantina di tempat yang telah disediakan selama 14 hari kedepan. (Andis)