
NEWSNESIA.ID (BOALEMO) – Wilayah Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo, Gorontalo belakangan terbilang darurat bencana. Itu setelah beberapa bulan terakhir kerap timbul banjir bandang.
Akibat bencana ini, tak sedikit sarana infrastruktur milik pemerintah maupun rumah-rumah penduduk rusak berat. Begitu pula kerugian hasil pertanian dan perkebunan milik warga rusak parah yang berpotensi gagal panen.
Sarana infrastruktur itu diantaranya, jembatan menghubungkan Desa Saritani dan Desa Pangea sempat roboh. Kini, disusul lagi ambruknya jembatan di Desa Harapan usai banjir bandang menghantam sejumlah kawasan di Wonosari pada Jumat (11/04/2025). Ditambah lagi, bangunan sekolah dan pelayanan kesehatan diterjang banjir.
Untungnya tak ada korban jiwa dalam musibah ini. Hanya saja, kerugian dialami warga tercatat cukup tinggi. Termasuk beberapa pemukiman warga dilaporkan terseret arus banjir.
Namun dari dampak bencana ini, tak elok kalau hanya melihat sudut pandang negatif. Apalagi, cenderumg mencari-cari siapa yang salah, dan harus dikambinghitamkan. Lebih afdalnya secara bersama-sama mencari dan menempuh solusi yang tepat. Sebab, bencana alam tak ada yang tau kapan tiba, dan semua pihak pasti tak menginginkan itu terjadi.
Bupati Boalemo, Rum Pagau begitu mendengar berita ini, sejak pagi hari sontak bergegas meninjau lokasi dampak bencana, akibat curah hujan tinggi tersebut. Termasuk melihat jembatan yang roboh dan sejumlah sarana pendidikan maupun fasilitas kesehatan.
Kendati ditengah keterbatasan anggaran, ditambah kebijakan efisiensi dari pemerintah pusat, Bupati Rum Pagau berpikir keras menempuh solusi penganggaran untuk perbaiaknnya.
Disamping itu, ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah pusat. Entah dari Kementerian PU melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Gorontalo dalam hal penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS) maupun perhatian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Terutama bersumber dari alokasi APBN untuk penanganan dampak bencana (mitigasi) dan upaya rehabilitasi serta rekonstruksi, memulihkan kondisi pasca bencana alam.
Meski begitu, Bupati Boalemo, Rum Pagau jauh sebelum bencana ini terjadi, sudah membicarakan persoalan ini bersama Kepala BWSS II Gorontalo, Ali Rahmat, ST.MT pada 17 Januari 2025 lalu.
Dihadiri sejumlah Kasatker di lingkungan BWSS II Gorontalo turut membedah beberapa rencana program BWSS tahun anggaran 2025, khususnya wilayah Kabupaten Boalemo. Diantaranya program review pola PSDA WS Paguyaman senilai kurang lebih Rp 1.5 miliar. Ada pula rehabilitasi intake dan jaringan transmisi air baku Rumbia. Selanjutnya pemutakhiran peta daerah irigasi kewenangan pusat pada BWSS II Gorontalo senilai Rp 987 juta.
Dari pertemuan itu, Bupati Rum Pagau menitip harapan besar agar penanganan daerah aliran wilayah sungai Paguyaman melintasi kawasan Kecamatan Wonosari segera mungkin ditangani serius, sebagaimana kebijakan teknis dan penganggaran BWSS II Gorontalo tahun 2025.
Sementara disatu sisi, Kadis PU Boalemo, Supandra Nur ST saat dikonfirmasi newsnesia.id, tak ketinggalan ikut bergerak cepat dan berpikir keras menempuh langkah-langkah penanganan yang cepat dan tepat, sambil menunggu luncuran anggaran perbaikan infrastruktur yang rusak parah.(nn)