NEWSNESIA.ID – Pemerintah resmi menaikkan harga rokok menyusul kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) atau cukai rokok rata-rata sebesar 12%.
Tentu saja hal ini berimbas pada Harga Jual Eceran (HJE) rokok terhitung mulai awal Januari 2022 ini.
Sebelumnya, kenaikan cukai rokok diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.010/2021 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun atau Klobot, dan Tembakau Iris.
Berikut ini kenaikan cukai rokok sesuai Permenkeu Nomor 192:
- Sigaret Kretek Mesin (SKM)
– Golongan I dengan tarif cukai Rp 985 atau naik 18,9%. HJE per batang terendah Rp 1.905 atau Rp 38.100 per bungkus. Contoh rokok Sampoerna Mild, Djarum Super hingga LA Lights.
– Golongan IIA dengan tarif cukai Rp 600 atau naik 12,1%. HJE per batang terendah Rp 1.140 atau Rp 22.800 per bungkus.
– Golongan IIB dengan tarif cukai Rp 600 atau naik 14,3%. HJE per batang terendah Rp 1.140 atau Rp 22.800 per bungkus.
- Sigaret Putih Mesin (SPM)
– Golongan I dengan tarif cukai Rp 1.065 atau naik 13,9%. HJE per batang terendah Rp 2.005 atau Rp 40.100 per bungkus. Contoh rokok Marlboro.
– Golongan IIA dengan tarif cukai Rp 635 atau naik 12,4%. HJE per batang terendah Rp 1.135 atau Rp 22.700 per bungkus. Misalnya rokok Camel.
– Golongan IIB dengan tarif cukai 635 atau naik 14,4%. HJE per batang terendah Rp 1.135 atau Rp 22.700 per bungkus.
- Sigaret Kretek Tangan (SKT)
– Golongan IA dengan tarif cukai Rp 440 atau naik 3,5%. HJE per batang terendah Rp 1.635 atau Rp 32.700 per bungkus. Misalnya rokok Dji Sam Soe
– Golongan IB dengan tarif cukai Rp 345 atau naik 4,5%. HJE per batang terendah Rp 1.135 atau Rp 22.700 per bungkus.
– Golongan II dengan tarif cukai Rp 205 atau naik 2,5%. HJE per batang terendah Rp 600 atau Rp 12.000 per bungkus.
– Golongan III dengan tarif cukai Rp 115 atau aik 4,5%. HJE per batang terendah Rp 505 dan Rp 10.100 per bungkus.
Meski begitu, harga setelah kenaikan cukai rokok 2022 ini akan berbeda jika sudah dijual di mini market atau di warung dan kios-kios.(Anki)