NEWSNESIA.ID, GORUT – Ketua Panitia Khusus (Pansus) DPRD Gorontalo Utara (Gorut) Ariaty Polapa menyebutkan persoalan pendidikan menjadi perhatian dalam pembahasan LKPJ Bupati Gorut tahun 2022. Utamanya soal idealnya jumlah guru dalam satu sekolah dan juga guru yang akan mengisi mata pelajaran.
“Terkesan distribusi guru menumpuk di Kwandang dan Atinggola, sementara itu untuk kecamatan lainnya seperti Kecamatan Tolinggula dan Sumalata masih kekurangan guru,” jelasnya.
Mantan Kadis Pendidikan Gorut itu melihat bahwa, distribusi guru di sekolah yang ada di Gorut belum merata.
Menurutnya, jumlah guru SD harusnya 9 orang, yang terdiri dari 6 guru kelas rombongan bayar dan 3 guru mata pelajaran seperti guru olahraga, guru agama dan guru keterampilan.
“Jumlah itu merupakan jumlah yang ideal, baik untuk rombongan belajar maupun untuk mata pelajaran,” kata Ariaty.
Dengan kebijakan yang ada saat ini, harusnya posisi guru yang kosong tersebut dapat diisi oleh PPPK, namun spesifikasi keilmuannya yang menyangkut agama kurang, begitu juga dengan olahraga.
“Sehingga sampai kapanpun guru SD itu akan kurang idealnya,” jelas Ariaty Polapa.
Pun demikian, ternyata kata Ariaty, yang terjadi adalah kekurangan guru bahkan guru agama, dan kondisi tersebut banyak sekolah yang tidak memiliki guru agama.
“Hal ini kemudian memaksa para guru umum mengajar pelajaran agama maupun olahraga,” ujarnya.
Memang diakui oleh Ariaty bahwa saat ini pemerintah telah mengambil terobosan dengan mengangkat guru PPPK maupun guru honor.
“Dengan harapan tentunya dapat menutupi kekurangan guru yang terjadi secara perlahan, dan mayoritas di sekolah saat ini adalah Guru Tidak Tetap (GTT),” tandas Ariaty.