NewsNesia.id – Desa Londoun menjadi salah satu desa di Kecamatan Popayato Timur, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, yang memperoleh berkah secara langsung dari kehadiran PT Biomassa Jaya Abadi (BJA). Selain taraf ekonomi membaik berkat perputaran uang yang meningkat, masa depan anak-anak di Desa Londoun juga semakin terjamin.
Kepala Desa Londoun, Lodrik Dantene mengatakan, hadirnya PT BJA yang mulai mengoperasikan pabrik pelet kayu sejak 2021 lalu itu telah memberikan berbagai dampak positif bagi masyarakat Desa Londoun. Yang paling jelas, tingkat pengangguran semakin berkurang.
Desa Londoun dihuni oleh sekitar 450 keluarga. Mayoritas penduduknya memiliki mata pencarian sebagai petani. Kebanyakan petani jagung meski ada juga yang bertani kopra. Sebagian anak muda di Desa Londoun sebelumnya menganggur. Kalau toh bekerja, mereka hanya bekerja serabutan untuk membantu membersihkan kebun.
Lodrik mengatakan, sejak PT BJA mulai beroperasi, jumlah anak muda yang mengganggur berkurang. Kini, setidaknya ada sekitar 70 orang warga Desa Londoun yang bekerja menjadi karyawan PT BJA. Tak heran, Lodrik bilang, mencari tenaga serabutan untuk membersihkan kebun sekarang susah karena banyak yang bekerja di PT BJA.
“Saya bersyukur dengan hadirnya perusahaan di sini sehingga memberikan kesempatan bekerja buat warga. Bayangkan, 70 warga Londoun itu seandainya tidak ada PT BJA, mereka akan bekerja apa?” tutur Lodrik.
Selain itu, tak sedikit masyarakat yang membuka usaha kecil-kecilan sejak PT BJA beroperasi di wilayah tersebut. Hampir saban hari, perusahaan maupun karyawan PT BJA yang mencapai hampir 1.000 orang berbelanja di toko-toko milik warga Desa Londoun.
Kehadiran PT BJA, menurut Lodrik, telah berhasil meningkatkan pendapatan warga desa. Alhasil, daya beli masyarakat pun meningkat. Hitungan Lodrik, dari warga Desa Londoun yang bekerja di PT BJA, perputaran uang di Desa Londoun bertambah kurang lebih sebesar Rp 200 juta.
Peningkatan pendapatan masyarakat juga memudahkan Lodrik dalam pembangunan desa. Untuk meminta warga memasang lampu jalan, misalnya, Lodrik dulu kesulitan karena warga tidak memiliki uang. Namun, hambatan itu kini tak lagi terjadi. Tak cuma itu, PT BJA juga secara aktif memberikan sumbangan ke Desa Londoun.
“Perusahaan memberikan bantuan buat desa, baik untuk masjid maupun gereja. Mereka juga memberikan bantuan untuk kegiatan pembangunan Desa Londoun,” imbuh Lodrik.
Bagi Lodrik, yang tak kalah penting dari kehadiran PT BJA adalah terjaminnya masa depan anak-anak muda di Desa Londoun. Anak-anak muda yang sebelumnya cuma bisa meminta pulsa kepada orang tuanya atau meminta dibelikan sesuatu, kini sudah bisa bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Dampaknya besar sekali untuk orang tua dan keluarga di Desa Londoun.
“Masa depan anak-anak lebih terjamin. Memang, belum semua anak muda di sini bekerja di perusahaan. Namun, perusahaan ini baru satu titik, nanti masih akan berkembang lagi. Kalau misalkan menjadi lima pabrik, tenaga kerja dari mana lagi kalau bukan dari desa ini,” ujar Lodrik optimistis.
Ridwan Simon Manumpil, tokoh masyarakat Desa Londoun*, mengamini, bebannya sebagai orang tua menjadi ringan saat anaknya bisa bekerja di perusahaan. Ia pun merasa bangga karena anak-anak muda di Desa Londoun bisa mencari uang berkat kehadiran PT BJA.
“Ketika mereka punya pendapatan lewat perusahaan ini, maka secara otomatis meningkatkan ekonomi keluarga. Itu sangat terasa. Masa depan anak-anak juga jadi lebih cerah,” kata Ridwan.
Ridwan juga optimistis, tenaga kerja dari Desa Londoun akan semakin banyak seiring perkembangan pabrik PT BJA. Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat Desa Londoun akan semakin menjanjikan.
“Boleh dibilang, pabrik PT BJA itu belanga kami, tempat kami makan. Perputaran ekonomi menjadi luar biasa sehingga masyarakat di Popayato semakin sejahtera,” imbuh Ridwan.
Kencangnya perputaran uang di daerah Popayato dan sekitarnya juga bisa dilihat dari pengisian uang tunai di mesin ATM Bank BRI yang berada di daerah Popayato. Ada empat mesin ATM di Popayato, salah satunya berada di kawasan pabrik PT BJA. Jauh lebih banyak dibandingkan kecamatan lainnya di Kabupaten Pohuwato yang rata-rata hanya ada 1 mesin ATM.
Ardiansyah, Kepala Unit Bank BRI Unit Tapal Batas mengatakan, pengisian uang tunai di empat mesin ATM Bank BRI yang berada di daerah Popayato dilakukan sepekan sekali. Setiap kali mengisi, jumlahnya berkisar Rp 800 juta. Saat tanggal penerimaan gaji di PT BJA, pengisian bisa dilakukan dua kali dalam sepekan.
Dengan asumsi pengisian mesin ATM sebanyak lima kali, dalam sebulan perputaran uang di Popayato bisa mencapai Rp 4 miliar. Itu baru dari uang tunai yang diambil dari ATM Bank BRI saja.
“Waktu tanggal gajian, enggak sampai satu hari, uang tunai di mesin ATM bisa habis. Itu sebabnya, kami sering mengalihkan penarikan uang tunai ke agen-agen BRILink. Untuk membuka lapangan kerja juga,” tutur Ardiansyah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pohuwato, jumlah PAD di kabupaten ini pada 2020 sebesar Rp 50,53 miliar. Di 2021, PAD naik naik menjadi Rp 71,99 miliar dan meningkat menjadi Rp 112,26 miliar di 2022.