Oleh: Dr.H. Abdul Wahid, MA-(Muballigh dan Dosen Agama Islam STIE Tri Dharma Nusantara Makassar)
Hari ini tepat 1 Juli 2021 Korps Bhayangkara merayakan hari ulang tahunnya ke-75, walau di tengah pandemi peringatan HUT tahun ini tidak mengurangi esensi dan hikmat dari keluarga besar Polri di seluruh Indonesia untuk melaksanakannya.
Seiring dengan peringatan HUT tahun ini, menyeruak segudang harapan dari masyarakat terhadap Polri agar ke depan semakin maju, profesional dan Presisi. Harapan ini sangat beralasan karena, saat ini tugas Polri semakin berat disebabkan karena perkembangan dan dinamika masyarakat global yang sangat dinamis.
Perkembangan masyarakat saat ini bagaikan bola liar yang terus menggelinding di lapangan hijau, ketika lengah sedikit maka bola tersebut akan bersarang ke gawang. Artinya, kapan pemerintah khususnya Polri lengah dalam mencermati dan mengimbangi dinamika masyarakat, maka pengaruh dunia informasi yang kian massif dan terbuka sangat mengancam kultur bangsa Indonesia.
Polri sebagai bagian dari pemerintah sejak awal terjadinya pandemi Covid-19 melanda tanah air telah menunjukkan kiprahnya yang sangat signifikan bersinergi dengan TNI dan instansi terkait, demi menjaga kelangsungan hidup bangsa.
Berbagai upaya strategis dan taktis ia telah lakukan, mulai dari sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan yang meliputi disiplin memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun, semua ini sebagai ikhtiar melawan penularan virus corona di tengah masyarakat.
Langkah lain yang dilakukan oleh Polri dalam rangka menghambat penularan Covid-19 di tengah masyarakat, polri aktif turun ke masyarakat untuk melakukan Operasi Yustisi (penegakan disiplin) terhadap protokol kesehatan kepada masyarakat.
Selanjutnya upaya lain yang dilakukan oleh Polri khususnya Polda Sulsel, dalam rangkaian menyambut peringatan HUT Bhayangkara tahun ini, jajaran Polda Sulsel telah melakukan donor darah dengan tujuan untuk memenuhi ketersediaan kantong darah di PMI Makassar, Sulawesi Selatan, sehingga ketika masyarakat membutuhkan darah, maka sudah tersedia.
Persepsi masyarakat kian menunjukkan tren positif terhadap Polri, khususnya di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Sigit, dengan konsep “Presisi”.
Polri telah banyak berubah. Sebut saja misalnya, melalui sentuhan dingin Kapolri Jenderal Sigit program terbaru yang membuat masyarakat sangat apresiatif adalah dengan diluncurkannya layanan telepon pusat aduan masyarakat bebas pulsa 110.
Dengan hadirnya pusat aduan masyarakat 110, diharapkan masyarakat semakin mudah untuk mengadu kepada pihak Kepolisian terdekat jika ada hal-hal yang berpotensi mengganggu kamtibmas seperti; premanisme, terorisme, tawuran antar kelompok, balapan liar dan lain sebagainya.
Namun demikian, terlepas dari berbagai kinerja dan kiprah kepolisian saat ini yang makin positif, tetaplah tidak terlepas dari kadang kala cemohan masyarakat kepada Polri. Hal ini karena harapan dan cinta masyarakat kepada Polri begitu besar.
Keberadaan Polri di tengah kehidupan bangsa bagaikan pohon tinggi, yang tidak bisa luput dari terpaan angin kencang. Artinya sebagai sebuah pohon tinggi, maka konsekuensinya Polri harus selalu siap untuk menerima terpaan angin tersebut.
Dalam konteks itu tentu tidak bijak jika kita melarang angin untuk meniup pohon tersebut tapi tugas kita adalah menguatkan akar dari pohon sehingga ia bisa bertahan dan mengimbangi tiupan angin yang mungkin sewaktu-waktu akan sangat kencang.
Demikian pula posisi Polri di tengah masyarakat, dengan segala kelebihan dan kinerja yang telah dilakukannya untuk bangsa dan negara, tetaplah Polri sebagai sebuah lembaga tidak bisa luput dari dua persoalan yakni “antara harapan dan cemohan” dari masyarakat.
Dalam pandangan Jalaluddin Rumi seorang ulama sufi ternama, “Setiap orang melihat sesuatu yang tak terlihat menurut kadar cahayanya.
Semakin sering ia bercermin dengan hati, maka semakin jelas ia melihat segala sesuatu”.
Dalam konteks ini jika dihubungkan dengan penilaian masyarakat kepada Polri yang kadang berujung pada “ cemohan”, maka hal ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan pengetahuan masyarakat terhadap kiprah dan kinerja dari Kepolisian.
Pada prinsipnya bahwa sebagai organisasi Polri bukan tanpa kekurangan, untuk itulah hingga saat ini Polri terus melakukan pembenahan baik secara internal maupun eksternal.
Di internalnya, bentuk pembenahan yang dilakukan Polri yaitu dengan meningkatkan SDM bagi anggota Polri terutama yang terkait dengan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini sangat dibutuhkan, demikian pula secara eksternal Polri terus melakukan pembenahan termasuk pela pelayanannya kepada masyarakat, demikian kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E. Zulpan.
Akhirnya sebagai bagian dari masyarakat dan akademisi di Sulawesi Selatan, tidak lupa memberikan apresiasi yang tinggi atas pengabdian dan kinerja Kepolisian khususnya Polda Sulsel, yang sangat dirasakan langsung oleh masyarakat, dan tak lupa mengucapkan “Dirgahayu Bhayangkara Ke-75, semoga ke depan semakin jaya dan dicintai oleh masyarakat”.()