
NewsNesia.id – Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Kehidupan masyarakat di Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, mulai berubah setelah PT Biomasa Jaya Abadi (BJA) mulai berdiri dan beroperasi pada 2021 lalu. Kehadiran perusahaan yang memproduksi pelet kayu atau wood pellet tersebut telah meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar perusahaan. Hal ini terutama dirasakan betul oleh para karyawan PT BJA.
Eko, misalnya, mengaku memperoleh banyak manfaat setelah bekerja di PT BJA, khususnya dari sisi ekonomi. Sebelumnya, pria yang bergabung di PT BJA sejak hampir empat tahun lalu itu pernah bekerja di sebuah perusahaan BUMN dengan posisi terakhir sebagai analis kredit. Selepas dari situ, Eko juga sempat bekerja sebagai sales mobil.
“Dulu, saya kalau beli beras mengecer, sehari beli 1 liter atau 2 liter. Kalau ada uang, barulah beli. Sejak kerja di BJA, saya bisa beli satu karung 50 kg, langsung untuk sebulan atau dua bulan,” kata Eko.
Eko merasa bersyukur, gaji yang ia peroleh dari PT BJA cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama satu bulan. Jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya saat ia merasa kesulitan keuangan jika ada kebutuhan mendesak.
“Alhamdulillah, saya sudah bisa membelikan sepeda motor untuk anak. Dulu, jangankan motor. Kalau anak minta uang untuk membeli perlengkapan sekolah, saya susah memenuhinya. Alhamdulillah, sekarang bisa membelikan motor sehingga dia bisa nyaman ke sekolah,” ujar Eko.
Eko memang memperoleh gaji yang cukup, bahkan bisa dibilang di atas rata-rata. Maklum, meski hanya lulusan SMA, Eko kini sudah menjabat sebagai mandor 1. Artinya, tinggal satu langkah lagi untuk menuju jabatan asisten atau staf.
“Perusahaan tidak hanya melihat latar belakang pendidikan dalam promosi karyawan, namun lebih kepada pengalaman dan keahlian masing-masing,” imbuh Eko.
Pengalaman serupa dirasakan oleh Muhammad Irfan Lasanudin. Pria berusia 20 tahun itu baru lulus SMA saat mendaftar sebagai karyawan PT BJA dua tahun lalu. Setelah sempat menjadi pramukantor alias office boy, Irfan kini bertugas sebagai pengatur lalu lintas di pelabuhan terminal khusus yang digunakan untuk bongkar muat dan pengapalan produk pelet kayu PT BJA.
“Sejak bekerja di PT BJA, saya punya banyak pengalaman. Saya juga bisa membeli sepeda motor meski kredit,” kata Irfan.
Irfan merasa beruntung karena tak mengalami kesulitan mencari kerja setelah lulus SMA. Sebelum ada PT BJA, Irfan menceritakan, banyak teman-temannya yang telah lulus lebih dahulu harus merantau ke luar kota untuk mencari kerja.
Kebanyakan, Irfan bilang, teman-temannya bekerja di Kota Gorontalo sebagai penjaga toko. Gajinya paling banter sekitar Rp 1,5 juta. Sebagian bahkan harus menganggur lantaran tak mendapatkan pekerjaan.
Sementara di BJA, selain bisa bekerja di kampung halaman, Irfan bisa memperoleh penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saban bulan, Irfan bisa mengantongi uang sekitar Rp 3 juta, setara dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) Gorontalo. Itu belum termasuk upah lembur. “Gaji saya berikan semuanya ke istri,” imbuh Irfan yang kini telah memiliki buah hati berusia satu tahun itu.
Tentu, tidak semuanya melulu soal ekonomi. Selain kesejahteraan yang meningkat, Eko menceritakan, kemampuannya juga terus bertambah. Maklum, di PT BJA, setiap karyawan dididik untuk bisa berinovasi agar terus berkembang. Sehingga, saat ada promosi jabatan, setiap karyawan memiliki kesempatan untuk naik tingkat.
Salah satu kemampuan yang Eko peroleh setelah bekerja di PT BJA adalah menjadi pembawa acara alias master of ceremony (MC). Di PT BJA, Eko bilang, setiap pagi setiap karyawan dibiasakan untuk melaporkan kegiatannya. “Dulu saya enggak bisa jadi MC. Setelah bekerja di PT BJA, saya bisa jadi MC, minimal di acara-acara kecil,” tutur Eko.
Direktur Operasional PT BJA Burhanuddin menjelaskan, perusahaan telah merekrut dan mempekerjakan lebih dari 1000 orang karyawan. Sementara pelabuhan terminal khusus yang PT BJA gunakan untuk pengapalan pelet kayu menyedot lebih dari 100 tenaga kerja bongkar muat (TKBM).
Menurut Burhanuddin, lebih dari 95% karyawan BJA adalah tenaga kerja lokal di Pohuwato dan daerah di Gorontalo lainnya. Sebagian besar pekerja BJA juga merupakan lulusan SMA dan SMK di wilayah tersebut. Para pekerja ini diberikan pelatihan dan jenjang karier yang baik di perusahaan. Sejumlah pekerja yang memiliki kemampuan dan keahlian bagus, mereka bisa naik level menjadi staf di pabrik.
“Kami ingin kehadiran PT BJA menjadi manfaat bagi daerah ini dan memberikan masa depan yang lebih baik kepada masyarakat dengan tersedianya lapangan kerja. Kami gembira dengan semangat anak-anak muda di Pohuwato yang terus memperjuangkan masa depannya dengan bekerja di PT BJA,” tutup Burhanuddin.