Oleh : Dr. Sahmin Madina, S.Sos, M.Si
Saat ini hari lebaran semakin dekat maka arus mudik pulang kampung semakin tumpah ruah ini terlihat di bandara,stasiun kereta dan terminal-terminal bus serta pelabuhan- pelabuhan kapal penumpang,tapi kali ini mudik yang saya maksud yaitu “mudik substansial secara teologis “ adalah kembali kepada asal muasal manusia dengan membawa perbekalan yang cukup. Bekal yang akan dibawa kepada Tuhan yang telah menciptakan dan menugaskan di dunia ini adalah kebajikan.
Kebajikan tersebut akan dapat diakumulasi dengan baik dalam bentuk amal shaleh dalam wujud kesalehan sosial. Kebermanfaatan personal (diri) di tengah kehidupan sosial kemasyarakatan, bukan kemudharatan diri (personal) di tengah lingkungan.
Kebaikan seluruh personal manusia terhimpun dalam kebajikan kolektif menjadi sebuah peradaban (civilization), membentuk keanggunan, keberkahan, kenyamanan, keamanan, kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan kehidupan di dunia ini. Peran-peran kebaikan dilakukan dengan penuh konsistensi, berkesinambungan, keberlangsungan, dengan mengkaitkan pada kebaikan yang lain secara seksama dan sempurna, inilah wujud dari kesabaran.
Dalam melaksanakan kebaikan untuk merias dan merawat segala ornamen yang ada dalam kehidupan dunia hanya bersandar pada satu kekuatan utama, yaitu kekuatan Allah. Semua prestasi dan kemajuan yang diperoleh adalah hasil dari kuasa dan kehendak Allah, bukan kehebatan, keunggulan diri, dan bukan pula kejumawaan sang penguasan dan pemimpin. Inilah substansi tawakkal kepada Allah.
Kebaikan personal dan kebaikan komunal yang telah dideposite (dikumpulkan) selama kehidupan dunia akan dibawa menuju kampung yang abadi YaumudDin, Yaumul Akhir, dan Yaumul Hisab. Para perantau yang tengah hidup di kampung sementara dunia yang fana ini, bersiaplah mudik ke kampung abadi tersebut.
Dimana setelah dilakukan cek point dan verifikasi kebaikan, Amal Shaleh, jika keshalehan melebihi kekhilafan dan kesalahan niscaya di tempatkan pada tempat yang tinggi dan mulia yakni sorga JannaTun Naim, yang dihiasi dengan taman yang indah dan dialiri oleh sungai serta dilayani oleh para bidadari.
Di bulan Ramadhan ini moment strategis untuk mengumpulkan kebaikan yang sangat banyak sehingga kita dapat menggapai derajat taqwa dan bersama-sama bertemu Allah SWT semoga di tempatkan pada tempat yang agung dan mulia tersebut. Amien yarabbal alamien.(*)