Palu – Alat pendeteksi gempa sesar Palu Koro milik BMKG Stasiun Geofisika Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), hilang dicuri orang. Hilangnya alat seharga Rp 700 juta itu membuat BMKG tak bisa akurat mendeteksi aktivitas gempa.
“Dengan hilangnya alat sensor ini, data gempa tidak akan lebih akurat lagi yang didapatkan oleh BMKG Geofisika. Akibatnya, gempa kecil yang terjadi di Kota Palu dan sekitarnya tidak dapat dideteksi oleh alat karena di wilayah Palu dan Sigi ada empat shelter pendeteksi gempa. Kalau salah satunya rusak, alat lainnya tidak berfungsi, dari regulator, baterai, dan sensor hilang semua,” kata Staf Data dan Informasi Stasiun Geofisika Palu, Ermita Sari, saat ditemui di ruang kerjanya pada Jumat (26/7/2019).
Alat pendeteksi gempa di Sigi dicuri. (Qadri/detikcom)
|
Dia memaparkan alat pendeteksi sesar patahan Palu Koro ada di 4 wilayah, yaitu di Desa Pombewe, Desa Baluase, Desa Sadaunta, dan Labuan, Palu. Ermita mengatakan hilanngya alat yang berada di shelter Desa Pombewe seharga Rp 700 juta itu sangat merusak jaringan pendeteksi.
“Sekitar awal bulan Mei hanya solar cell yang hilang dan memang posisinya berada di luar shelter gedung BMKG. Saat itu juga langsung dilaporkan kepada Polsek Biromaru. Setelah ada laporan kepolisian, BMKG selanjutnya melaporkan ke pusat dan akhirnya pusat menindaklanjuti untuk memasang solar cell kembali pada 16 Juli kemarin,”tuturnya.
Dari pantauan detikcom, shelter yang berada di pegunungan Desa Pombewe tersebut sudah rusak dan tidak terkunci. Pagar yang mengelilingi sheltertersebut juga tampak rusak. Bangunan pun rusak dibobol dan tidak lagi terlihat alat pendeteksi.
BMKG kini telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk bisa mengungkap pelaku sebelum terjual atau disalahgunakan oleh pelaku. Alat tersebut dipasang di Sigi pada 2008. (detik.com)