
Oleh : Anki Priutama Putra
Tak ada maksud apa-apa dari tulisan ini, selain sebagai bentuk rasa syukurku sebagai kawan, teman, dan sahabatmu, Selfia Abdullah.
Hari Kamis, 17 Desember 2020 pertama kali aku melihatmu kawan. Raut wajahmu yang sedih karena khawatir tak mendapat buku Energi Perjalanan Dinas, ditulis oleh Thariq Modanggu yang saat itu ia masih jabat wakil bupati Gorut sekaligus akademisi kampus tempatmu belajar, IAIN Sultan Amai Gorontalo, sekarang sih beliau udah jadi bupati.
Terlepas dari ketertarikan mu ke buku itu, nyatanya ada seorang pria yang sejak 2 tahun tak pernah memiliki ketertarikan pada wanita tiba-tiba hatinya terketuk oleh sosok wanita sederhana, humble, cantik, dan cerdas.
Singkatnya, esoknya aku menghubungi mu pertama kali dan itu sungguh perkenalan yang mengesankan dan tak terlupakan.
Akhirnya tepat di tanggal 25 Desember 2020, aku sampaikan komitmen ku kepadamu meski dimulai dari alur yang buruk kawan, hal itu tetap terpatri secara nyata di sanubari yang paling dalam.
Sejak melihatmu tiga tahun yang lalu, perasaan itu sama sekali tak pernah berubah, justru semakin kuat, semakin kokoh meski ujiannya juga benar-benar maha sulit bahkan cenderung justru semakin menyiksamu.
Hingga akhirnya kuat, kokohnya perasaan itu menjadi boomerang yang justru membuatku harus benar-benar kehilangan mu saat ini dan menghancurkan mimpiku bangun keluarga kecil bersama mu.
Namun seiring berjalan waktu, kenyataan pahit yang benar-benar buat saya berada disalah satu titik terendah lagi dalam hidup itu, mulai perlahan bisa kuat kuhadapi karena masih ada sosok perempuan yang mirip dengan mu sikap kerasnya, dialah mama.
Mama Selalu meyakinkan ku apa yang ditakdirkan bersama ku pasti tetap bersamaku dan yang tidak ditakdirkan denganku biar sekuat apapun aku memaksa pasti tidak bakalan jadi.
Kalimat itu sontak membuatku merasa kembali harus hidup, berjuang setidaknya untuk mama dan diriku juga.
Hal terbaik lagi yang saat ini kusyukuri hadirnya sosok pak Ustadz, ka (Ai) yang kuyakini selalu bisa membimbing kau kawan jadi wanita yang lebih mulia, lebih baik, dan lebih terhormat dari semua hal yang kulakukan kepadamu yang hanya penuh salah dan khilaf.
Walau awalnya tidak pernah mudah menerima bahkan hanya membayangkan saja itu sulit sekali, kenapa di kehidupan yang hanya sekali ini, pia harus bersanding dengan laki-laki lain itu benar-benar sakit sampai begitu sulit digambarkan.
Tapi tenang kawan, saya saat ini, saya berada pada titik balik untuk belajar memantaskan diri, lebih bertanggung jawab dan berada pada jalur hidup yang lebih baik seperti yang pia tempuh saat ini dengan sosok calon pendamping hidupnya.
Sekarang usia ke 22 jika tahun lahirmu 2001 dan 23 jika tahun lahirmu 2000, hehe jadi ingat momen lucu jika debat soal umur dengan mu kawan tapi berapa pun angkanya usia itu, aku hanya berharap selain persahabatan kita ini dijaga kekal oleh sang pencipta, kau sebagai kawan tetap senantiasa diberi kesehatan, kekuatan, rezeki, kebahagiaan, serta rasa syukur.
Entah kesalahan mana yang harus aku mintakan maaf darimu, saking banyaknya rasa khilafku ini kawan. Aku berharap sedikit maaf darimu agar aku bisa nampak lebih layak sedikit, pantas kau sebut sebagai teman, sahabatmu.
Maafmu juga akan menjadi ridho buatku semakin mudah untuk belajar menjadi pribadi lebih baik. Sekarang aku tak perlu sedih lagi, toh meski Allah belum memberiku jalan menjadi pendamping hidupmu, namun InsyaAllah, Dia gantikan dengan indahnya persahabatan kita yang kekal kawan.
Selamat Hari Lahir Kawan, Selfia Abdullah.
Angka nya Bertambah
Jatah didunia nya Berkurang
Jadi sesulit apapun kedepan, tetaplah bertumbuh menjadi lebih baik lagi, dan ingat aku kawanmu, tidak akan pernah meninggalkanmu.
Kau harus kuat
Kau harus semangat
Kawanku yang hebat !