newsnesia.id, GORONTALO- Apresiasi berupa bonus atas pencapaian prestasi atlet Gorontalo diajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut yang belum juga diberikan Pemerintah Provinsi Gorontalo terus berpolemik dan cendrung menjadi bola panas. Ya, pasalnya perihal bonus ini sudah dijanjikan sebelum pelaksanaan PON bulan September 2024 lalu dan hingga jelang dua bulan usai belum juga ada titik terangnya.
Salah satu atlet PON cabang olahraga catur yang berhasil meraih medali perak, Safrin Saifi kepada awak media ini mengatakan, bonus atas prestasi atlet-atlet Gorontalo di PON 2024 sejatinya adalah buah dari perjuangan mengharumkan nama daerah di pentas olahraga nasional empat tahunan yang menurutnya wajib diapresiasi pemerintah daerah.
“Menangani apresiasi dalam bentuk bonus terhadap para peraih prestasi PON 2024 yang telah mengharumkan nama daerah, Kami ingin menyikapi beberapa hal. Yang pertama adalah bonus itu sebagai wujud apresiasi komitmen Pemerintah Daerah dalam menghargai setiap usaha dan prestasi atllet yang selama ini telah berjuang untuk membawa nama harum daerah provinsi Gorontalo,” kata Safrin Saifi, Ahad (10/11/2024).
Kedua, bahwa ajang PON prestasi itu tidak hanya dilihat pada ajang PON itu sendiri, tapi bagaimana sebubah proses panjang yang cukup lama dilakukan oleh setiap cabang olahraga yang dikoordinasi langsung oleh KONI Provinsi Gorontalo atau oleh KONI Provinsi Gorontalo sejak TC luar kemudian TC dalam dan hingga ajang PON itu sendiri. Sehingga kalau kita melihat tentang sebuah prestasi tidak boleh hanya dilihat daripada apa yang telah dilakukan oleh para atlet untuk mencapai prestasi itu sendiri, tapi harus diukur atau dilihat sejauh mana upaya pencapaian presentasi karena tidak ada sebuah prestasi dilahirkan dari bermimpi tadi malam kemudian besoknya berprestasi,” lanjutnya.
Ia juga mengungkapkan, apresiasi dalam bentuk bonus yang telah dicapai oleh setiap atlet itu adalah wujud komitmen Pemerintah Daerah, jika betul-betul pemerintah komitmen menghargai prestasi setiap atlet yang telah memberikan kontribusi prestasi kepada daerah pada ajang PON 2024 maka seharusnya ada penanganan khusus atau perlakuan khusus atau bisa dikatakan juga ada keberanian politik dari pemerintah daerah dan komitmen-komitmen politik yang di lakukan dalam rangka untuk melakukan pemberian bonus.
“Kalau dilihat-lihat dari seluruh daerah yang ada, Gorontalo adalah daerah yang paling terlambat dalam hal pemberian bonus sebagai bentuk apresiasi pemerintah daerah. Atau bahkan ada upaya yang tidak maksimal seperti kesannya kurang menghargai prestasi itu sendiri. Padahal kami melihat dari sejak awal pak Pj. Gubernur yang mantan atlet Asian Games dari DKI Jakarta mengetahui betul apa yang sudah dilakukan oleh atlet-atlet Gorontalo dalam mencapai prestasi. Oleh karena itu saya kira tidak perlu dipolemikan karena kalau ada polemik seperti ini justru ada kesan keengganan terhadap penghargaan ini,” bebernya.
Jika kemudian tambah Safrin konmdisi ini tidak segera mendapat perhatian khusus serta langkah-langkah strategis yang cepat, sosok yang juga mantan aktivis di zamannya itu takutkan akan berdampak bagi tingkat kepercayaan terhadap pemerintah daerah. Ia juga kurang sependapat jika persoalan bonus prestasi dikait-kaitkan dengan besaran APBD suatu daerah.
“Saya kira semua sepakat juga berkomitmen untuk menghargai perjuangan teman-teman di PON kemarin dan tidak akan memberi kesan jika pemerintah tidak menghargai prestasi mereka. Dan saya adalah orang yang kurang setuju jika besaran APBD daerah dikaitkan dengan penghargaan atau pemberian bonus ini. Kenapa? ya karena pada pertandingan PON kemarin kita meski berhadapan dengan daerah-daerah besar APBD nya seperti DKI atau Jawa Barat tapi kita perlakuan sama dalam sebuah pertandingan bahkan tidak pernah ada panitia PB PON mengklasifikasikan besaran APBD dengan daerah-daerah lain,” tambahnya.
Olehnya Safrin berharap semangat, kemauan serta keberanian berpolitik ini harus terwujud demi kemajuan daerah, demi kemajuan olahraga di Provinsi Gorontalo. Menurutnya, apa yang menjadi visi misi pemerintah daerah dalam rangka memajukan ini harus tergambarkan pada perwujudan konkret seperti ini. Kemudian juga berharap semua elemen di Provinsi Gorontalo harus ada semacam kata sepakat terkait soal pemberian bonus ini.
“Kalau masih terjadi debat tarik menarik terhadap besaran bonus, ini justru menimbulkan citra buruk di mata publik terhadap komitmen pemerintah daerah. Oleh karena itu menurut kami harus ada semacam paradigma berpikir yang sama, dan semangat yang sama dalam menghargai setiap prestasi yang ada. Saya merasa kita memiliki standar pemberian bonus, yakni berkaca pada besaran bonus yang sudah diberikan oleh pemerintah provinsi Gorontalo pada ajang PON Papua kemarin,” harap pria yang juga pengurus FORKI Gorontalo itu.
“Sebenarnya itu adalah standar, kalau kita ingin meningkatkan prestasi maka tentu harus diikuti besaran bonus diabndingkan saat di PON Papua kemarin. Kalau diangkanya bawah dari besaran bonus PON Papua kemarin, maka ini sebenarnya gambar yang buruk dari sebuah kebijakan yang saya kira tidak patut diperlihatikan di depan publik,” pungkasnya.
Di tempat terpisah Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo Wahyudin Katili menyatakan tetap optimis bonus atlet dan pelatih akan di sediakan.
Memang di akui tahun 2024 ini banyak pembiayaan melalui APBD seperti Bencana dan Pilkada yang menelan anggaran yang sangat besar.
“Meski demikian kami dari provinsi Gorontalo tetap akan mencari solusi yang terbaik agar bonus ini segera di realisasikan”terang Wahyudin Katili.(NN)