NEWSNESIA.ID, GORONTALO– SMK Negeri 2 Gorontalo menjadi salah satu dari sekian banyak sekolah yang saat ini telah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar, Senin, (22/02/2023).
Menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar sejak tahun 2020 memberi pengaruh pada aspek kognitif siswa sehingga siswa semakin disiplin dalam proses pembelajaran.
“Setelah diterapkannya Kurikulum Merdeka Belajar ini tingkat kedisiplinan siswa perlahan-lahan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran,” ungkap Elita, Wakasek Kurikulum SMKN 2 Gorontalo.
Konsep belajar dari Kurikulum Merdeka Belajar sendiri lebih menitik beratkan pada keaktifan siswa di dalam kelas saat proses pembelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
“Konsep belajarnya sendiri siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan guru selain mengajar juga sebagai fasilitator jika dibandingkan dengan kurikulum terdahulu gurulah yang lebih dominan ketika proses pembelajaran,” urainya.
Pada tahun pertama penerapan Kurikulum Merdeka Belajar beberapa guru di SMA Negeri 2 Gorontalo sedikitnya mengalami kesulitan namun dengan berusaha beraptasi perlahan-lahan guru-guru semakin terbiasa.
“Awalnya ada beberapa guru yang kesulitan tapi dengan berusaha beraptasi perlahan-lahan guru-guru mulai terbiasa,” ungkap Elita.
Keunggulan lain dari Kurikulum Merdeka Belajar selain berorientasi pada siswa kurikulum ini tidak menuntut guru harus memenuhi seluruh indikator kurikulum.
“Guru merasa lebih nyaman dengan kurikulum ini karena guru tidak dituntut harus memenuhi semua indikator kurikulum,” lanjut Elita.
Dalam penilaian peserta didik Kurikulum Merdeka Belajar lebih berfokus pada keahlian siswa.
“Untuk penilaian peserta didik kurikulum inu lebih fokus pada keahlian siswa jika kurikulum sebelumnya penilainnya terbagi jadi beberapa bagian,” tambah Elita.
Beberapa siswa juga memberikan tanggapan terkait dengan pemberlakuan Kurikulum Merdeka Belajar mengingat siswa menjadi sasaran utama Kurikum Merdeka Belajar.
“Untuk pembelajarannya saya sih suka karena kami jadi lebih aktif di kelas, guru menjelaskan selanjutnya kami yang akan lebih mendalami materinya tapi ada juga guru yang sekedar memberi materi lalu meminta kami mencatat,” papar Merlin salah satu siswa Jurusan Kuliner.
Terkadang ada guru yang menyalah artikan dari konsep pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar itu sendiri sehingga menimbulkan rasa jenuh dari siswa namun, dibalik hal tersebut dengan adanya Kurikulum Merdeka Belajar diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.(ching/NN)