
GORONTALO-NN– Belakangan ini ramai pemberitaan pro dan kontra soal agenda ramah tamah yang dilaksanakan sejumlah Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan PPS di Kabupaten Gorontalo dengan eks komisoner KPU Kabupaten Gorontalo periode 2018-2023.
Sebelumnya, sorotan datang dari Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Daerah (AMMPD) Provinsi Gorontalo. Seperti dalam pemberitaan media lokal itu, Arif Rahim, menuding dengan narasi sesat terhadap eks komisoner, seolah lima eks KPU Kabupaten Gorontalo sengaja mengumpulkan PPS dan PPK untuk menggelar agenda ramah tamah, padahal agenda tersebut murni inisiatif PPK dan PPS disejumlah kecamatan.
Terlebih, Arif Rahim menuding, seolah eks KPU Kabupaten Gorontalo masing-masing Rasyid Patamani, Rasid Sayiu, Kadir Mertosono, Rivon Umar dan Rusli Utiarahman belum move on dari kursi KPU Kabupaten Gorontalo.
Tudingan Arif Rahim tersebut kemudian mendapat tanggapan dari Adrian, mahasiswa salah satu peguruan tinggi di Gorontalo. Adrian seperti dilansir dari salah satu media online menyebut, tudingan AMMPD tersebut terlalu berlebihan. Agenda ramah tersebut sebagai bentuk kerinduan sejumlah PPS dan PPK terhadap eks Anggota KPU Kabupaten Gorontalo. Bagi dia, hal itu wajar karena tidak menggunakan anggaran KPU apalagi tidak mengganggu tahapan Pemilu.
Menyikapi hal itu, dinamika yang ada seharusnya tidak dimaknai negatif. Agenda ramah tamah yang murni diinisiasi PPK dan PPS tersebut sebagai bukti bahwa eks KPU Kabupaten Gorontalo sukses menjalankan amanah sebagai komisoner KPU, bukan saja pada tataran aplikatif tetapi juga sukses dalam tataran substantif.
“Apa yang mereka lakukan selama mengemban amanah patut kita contoh, karena itu bukti mereka sukses menjalankan amanah. Luar biasa, kesedihan dan merasa kehilangan yang ditunjukan PPK dan PPS pasca mereka demisoner,” tegas Anton, saat berbincang dengan newsnesia.id, Rabu (2/8/2023).
Menurutnya, dalam sebuah kepemimpinan pada hakekatnya bukan hanya sukses menjalankan tahapan. Karena tahapan Pemilu, siapapun komisionernya pasti berjalan sesuai jadwal, sebab semua agenda sudah terjadwal, disusun KPU RI. Terlebih ditopang dengan anggaran yang memadai.
“Kalau sukses tahapan, semua KPU di republik ini pasti mampu menjalankan, karena jadwalnya sudah ada. Tapi tidak mudah, mendapatkan simpati dan kesan baik dari bawahan. Itu yang perlu dicatat. Prinsipnya disitu,” tegasnya.
Sehingga menurutnya, agenda ramah tamah yang dilakukan sejumlah PPS dan PPK di Kabupaten Gorontalo belum lama ini, sebagai bukti bahwa eks KPU Kabupaten Gorontalo mampu menempatkan diri sebagai leader yang baik bagi bawahan sampai ke tingkat desa.
“Ini tidak mudah, bahkan menjadi fenomena yang jarang terlihat. Bahkan ada PPS yang memberikan cinderamata kepada mereka. Itu luar biasa, dan jarang terjadi. Sehingga sangat berlebihan jika agenda ramah tamah tersebut dituding macam-macam,” tambahnya lagi.
“Ini semacam ada pihak yang terkesan kebakaran jenggot dengan adanya agenda ramah-tamah. Hal itu sangat kami sayangkan,” pungkasnya dengan nada serius.
Bahkan Bupati Kabupaten Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo dalam beberapa kesempatan mengaku salut dengan kinerja angggota KPU Kabupaten Gorontalo periode 2018-2023. Seperti saat pelantikan PPS beberapa waktu lalu, Prof. Nelson dihadapan PPS memuji kinerja anggota KPU saat itu, orang-orang muda yang luar biasa.(NN)