
Oleh: Dr. H. Abdul Wahid, M.A
(Muballigh dan Dosen Agama Islam STIE Tri Dharma Nusantara Makassar)
Musibah di Masamba Kabupaten Luwu Utara yang terjadi pada Senin malam (13/7/2020) beberapa hari lalu, kembali membuat bangsa Indonesia berduka di tengah pemerintah sedang berjibaku dalam melawan penyebaran virus Covid-19.
Terjadinya musibah di Masamba sungguh di luar dugaan bagi masyarakat Masamba khususnya dan Indonesia pada umumnya, sebab fenomena banjir di daerah tersebut ketika tiba musim hujan biasa terjadi, namun baru kali ini menimbulkan banjir bandang yang sangat dahsyat hingga mengakibatkan korban jiwa yang begitu banyak dan rumah penduduk porak poranda serta ribuan warga mengungsi akibat terjangan banjir tersebut.
Terjadinya musibah banjir bandang Masamba di tengah masih tingginya angka penularan virus Covid-19 di Sulawesi Selatan khususnya, namun satu hal yang menarik dan sangat luar biasa dimana masyarakat Indonesia masih memiliki solidaritas kemanusiaan yang sangat tinggi, walau diketahui saat ini kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya tengah kesulitan dalam masalah ekonomi, pengangguran bertebaran di mana-mana akibat PHK, sebagai akibat dari penyebaran virus Covid-19, namun pada saat yang sama tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk berpartisipasi menggalang bantuan bagi masyarakat yang terkena dampak musibah di Masamba.
Penggalangan bantuan yang dikumpulkan untuk masyarakat Masamba tidak hanya datang dari Sulawesi Selatan saja, tapi dari sejumlah daerah lain khususnya yang terdekat dari lokasi bencana seperti Sulawesi Tengah, Kendari dan lain sebagainya, mereka semua tergerak secara spontan untuk membantu meringankan beban bagi korban bencana di Masamba.
Di Kota Makassar sebagai ibu kota dari provinsi Sulawesi Selatan beberapa hari terkahir ini pasca terjadinya musibah di Masamba, tampak begitu banyak ormas, OKP, LSM, lembaga pemerintah dan lain sebagainya seakan mereka berlomba untuk membuka posko penerimaan bantuan yang siap akan disalurkan ke lokasi bencana di Masamba.
Hal ini tentu sangat baik akan tetapi harapan kita ketika bantuan tersebut telah terkumpul semoga dapat disalurkan secara merata dan tepat sasaran kepada masyarakat yang sedang membutuhkan di Masamba.
Karena belajar dari pengalaman di beberapa daerah bencana di Indonesia sebelumnya, masih saja terdengar ada sebagian masyarakat yang tidak tersentuh dengan bantuan, baik yang datang dari pemerintah maupun dari relawan yang di lapangan. Tentu hal ini dipastikan bukan karena unsur kesengajaan dari pemerintah dan para relawan, akan tetapi seyogyanya menjadi bahan evaluasi kepada kita semua agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di Masamba khususnya.
Dalam bahasa al-Qur’an, siapa yang berbuat baik maka kebaikan itu akan kembali kepada dirinya sendiri, dan sebaliknya siapa berbuat jahat, maka akan kembali untuknya sendiri (QS. al-Isra’:7). Untuk itu memberi bantuan kepada mereka yang sedang ditimpa musibah bukan hanya tuntutan agama melainkan tuntutan kemanusiaan yang harus dipelihara sebagai sesama mahluk sosial.
Konteks ini adalah salah satu bagian dari wujud kearifan lokal (local wisdom) yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu dan telah diwariskan secara turun-temurun oleh para leluhur yang sangat baik dan perlu dipelihara.
Mengulurkan bantuan kepada sesama dilihat dari pandangan agama termasuk menjadi salah satu perbuatan mulia di sisi Allah Swt. sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadis berikut; “Siapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah akan melapangkan darinya satu kesusahan di hari kiamat. Siapa memudahkan urusan orang yang sedang kesulitan, maka Allah akan memudahkan baginya dari kesulitan di dunia dan akhirat…” (HR. Muslim).
Hadis tersebut memuat pesan cukup luar biasa. Jika kita perhatikan secara seksama redaksi hadis, kita segera tahu bahwa Allah melibatkan secara langsung diri-Nya seolah-olah berada di balik orang-orang yang susah dan siap memberi balasan setimpal bagi yang mau membantu orang-orang dalam kesulitan tersebut.
Allah secara langsung berjanji akan memudahkan dan menolong orang yang mau menolong orang lain. Sering kita dengar orang bilang, “Jika kau sampai sentuh si A maka kau akan berhadapan denganku.” Pernyataan ini tentu keluar dari mulut orang yang begitu sayang dengan si A, sampai-sampai berani pasang badan, memberi pembelaan ketika sesuatu tak menguntungkan menimpa si A, demikian pula dengan Allah Swt.
Membantu orang lain yang sedang ditimpa musibah apa lagi seperti saat ini yang dialami oleh masyarakat Masamba adalah hal yang sangat mulia, hanya saja yang tidak kalah pentingnya dan tidak boleh dilupakan oleh masyarakat di Masamba dan para relawan yang langsung turun ke lokasi bencana adalah bahaya akan penyebaran virus Covid-19 untuk itu diharapkan agar tetap mematuhi protokol kesehatan sebagai upaya mencegah terciptanya klaster baru dalam penyebaran virus di daerah tertsebut.
Membantu orang lain tapi hingga melupakan keselamatan diri kita juga adalah sebuah sikap yang kurang bijak, sehingga model seperti ini seperti lilin yang berusaha menerangi sekelilingnya tapi membuat dirinya terbakar, al-Qur’an sendiri mengecam sikap seperti ini, “Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan, sedang kamu melupakan diri mu sendiri”. (QS. Al-Baqarah[2]:44).
Akhirnya kita berharap semoga saudara-saudara kita yang tengah ditimpa musibah bencana di Masamba dan di manapun di republik ini senantiasa diberi ketabahan dan jalan keluar yang terbaik oleh Allah Swt. sehingga akibat dari musibah tersebut terdapat hikmah yang besar bagi mereka dalam melanjutkan perjalanan hidupnya di masa yang akan datang.(*)