GORONTALO-NN– Hi. Abdullah Tauhid Gobel
(Tolomato Duango Adati Lo Hulontalo) bersama ketua Umum Dewan Adat Provinsi Gorontalo
Wu’u Bunato Lo Lipu ito Tiyombu Suwawa Abdul Maksum, SH, dan jajaran, silaturahmi ke Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, Rabu (20/9/2023).
Hadir pula Ketua Harian Dewan Adat Alim Niode dan para sesepuh dewan adat Hi. Karim Pateda, para bate dan unsur perempuan Carolina Kaluku dan seluruh pengurus Dewan Adat Provinsi Gorontalo melaksanakan kunjungan silaturahim, diterima langsung Penjagub Ismail Pakaya di ruang kerja gubernur.
“Agenda ini merupakan bentuk silaturahmi dalam rangka audiens kepada Bapak Penjagub terkait Pengukuhan Pengurus Dewan Adat Provinsi Gorontalo sekaligus rencana peletakan batu pertama pembangunan gedung dewan adat 3 lantai itu di pojok jalan andalas,” jelas Abdullah Gobel.
Hi.Abdullah Gobel merencanakan pembangunan gedung dewan adat yang berlantai 3 selesai (rampung) sebelum Ramadhan 2024 dan akan diresmikan sekaligus Milad ke 11 pada tahun tahun depan.
Dilain hal Penjagub Gorontalo Ismail Pakaya, dalam pres rilies Dewan Adat Gorontalo,
mengucapkan terima kasih atas kunjungan silaturahim dewan adat Provinsi Gorontalo
Menurutnua, dirinya netral untuk menyikapi hal-hal terkait adat di Gorontalo.
Penjagub juga mengaku salut atas indpendensi dewan adat provinsi Gorontalo atas suport dan dukungan yang begitu besar untuk Pembangunan gedung Dewan Ddat dari bapak
Hi Abdullah Gobel saat ini.
Ismaik Pakaya menyambut baik pula recana Dewan Adat dalam pengukuhan dan peletakan batu pertama gedung dewan adat
sekaligus permohonan maaf beliau tidak bisa hadir dalam pengukuhan dewan adat dan pelatakan batu pertama gedung dewan adat,
karena ada agenda yang sama penting.
Alim Niode, Ketua Harian Dewan Adat Gorontalo menambahkan dewan adat ini merupakan manifestasi beberapa masyarakat adat sejak tahun 1971 yang saat itu di prakarsai tokoh adat Almarhum Prof. S R Nur, yang disetiap pertemuan baik di Gorontalo maupun diluar Gorontalo agar dibentuk satu lembaga.
“Lembaga ini tidak saja mengurus prosesi upacara adat tapi juga terkait berbagai persoalan adat dan me menejnya sekaligus, namun puluhan tahun ini belum ada yang mampu memberikan energi atau orang yang bisa mendorong hal ini sampai dengan tahun 1990an hingga tahun 2000an,” jelasnya.
Lanjut dia, kemudian tahun 2005 melalui Kerukunan Keluarga Lamahu yang berada di Jakarta kerjasama dengan Walikota Gorontalo saat itu Medy Botutihe dan IKIP Gorontalo berinisiatif menggelar seminar dan berdiri Tim 11 yang dirancang membentuk dewan adat dengan Ketua Suganda Van Gobel, tapi ini juga vakum atau tidak bergerak sama sekali.
“Sehingga di tahun 2012 datanglah Bapak Abdullah Gobel yang saat itu datang berlebaran ke Gorontalo dan turut mempertanyakan tim 11, dan di tahun berikutnya (2013) dilakukan musyawarah dewan adat sehingga melahirkan Ketua, bapak Karim Pateda dan saya sebagai Sekretaris,” sambungnya.
Alim menyampaikan terkait rencana digelarnya pengukuhan dan peletakan batu pertama gedung dewan adat, diharapkan kesadaran masyarakat khususnya pemangku adat untuk melestarikan dan mengembangkan adat Gorontalo, karena hal ini merupakan tanggungjawab semua seluruh warga adat.
Mengajak dan mempertanggungjawabkan semua itu dilevel provinsi yang saat ini sudah berusia 10 tahun dan telah memenuhi persyaratan sistem ketatanegaraan baik formal maupun materil sehingga tidak ada lagi pengorganisasian yang berada serta kota satukan visi Gorontalo berdasarkan prinsip Adat Bersendikan Syara’, Syara’ Bersendikan Kitabullah.
“Kemudian sesudah pengukuhan dewan adat kita akan lakukan penyegaran atau pembaruan, pada intinya banyak hal terbengkalai yang perlu dibenahi dan diperbaiki dengan melibatkan semua pihak, maka kita perlu bergandengan tangan serta merapatkan barisan bersama-sama dalam mengembangkan adat Gorontalo,” ungkap ketua harian dewan adat Alim Niode yang di aminkan oleh Sahmin Madina.(NN)